Unsur Intrinsik Novel Beserta Pengertian, Jenis, dan Ciri-Cirinya

Novel merupakan salah satu jenis prosa yang mudah ditemukan. Di dalamnya nanti, Anda akan menemukan unsur intrinsik novel yang akan membangun jalan cerita. Memahami unsur intrinsik ini sangat penting, apalagi jika ingin menganalisis sebuah novel.

Selain unsur intrinsik, ada juga yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel ini sama pentingnya dan keduanya memiliki peran terpisah dalam novel. Namun, meski peran keduanya berbeda, namun keduanya tetap saling berkaitan dalam membangun cerita.

Khusus mengenai unsur intrinsik itu sendiri ada tujuh. Adapun 7 unsur intrinsik novel Hal tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

Pengertian Unsur Intrinsik Novel

Pengertian Unsur Intrinsik Novel

Sebelum itu mari kita bahas pengertian unsur intrinsik dalam novel itu sendiri. Singkatnya, unsur intrinsik adalah unsur yang membangun novel secara langsung. Dengan kata lain, unsur intrinsik ini merupakan unsur pembangun sebuah novel yang bersumber dari novel itu sendiri.

Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa unsur intrinsik novel tersebut adalah unsur pokok yang akan membentuk novel itu sendiri yang secara umum terdiri dari tema, amanat, sudut pandang, gaya bahasa, latar, tokoh dan penokohan serta alur.

Karena merupakan unsur yang akan membentuk sebuah novel, tentunya unsur intrinsik ini harus ada dalam sebuah novel. Sedangkan novel sendiri merupakan karya fiksi naratif yang panjang dan biasanya ditulis dalam bentuk prosa.

Apa Unsur Intrinsik Novel dan Bagaimana Contohnya?

Apa Unsur Intrinsik Novel dan Cara Memberi Contohnya

1. Tema

Tema merupakan unsur intrinsik yang biasanya disebutkan terlebih dahulu. Hal ini tidak mengherankan mengingat tema sendiri merupakan ide dasar atau ide yang juga menjadi topik utama dalam novel.

Biasanya tema yang diangkat dalam novel adalah tentang kehidupan yang bersifat universal. Artinya, tema yang dimaksud telah atau masih akan dialami oleh siapapun di dunia. Tema ini sendiri bersifat subyektif dan pengolahannya bergantung pada penulisnya.

Penulis dapat mendeskripsikan tema baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi, untuk menentukan tema sebuah novel, seseorang harus membaca keseluruhan ceritanya terlebih dahulu, bukan hanya berfokus pada bagian-bagian tertentu saja.

Tema dalam novel terbagi menjadi dua jenis sesuai dengan dominasinya dalam penyajian. Kedua jenis tema tersebut adalah:

Ini merupakan tema yang disampaikan secara berulang-ulang sehingga memberikan warna yang paling banyak pada cerita. Contoh novel Laskar Pelangi.

Novel ini mengusung tema perjuangan, persahabatan dan pendidikan. Jadi, sepanjang novel, ketiga hal ini paling banyak diulang oleh pengarangnya.

Ini adalah oposisi terhadap tema utama. Dengan kata lain, tema minor adalah tema kecil yang disisipkan dalam alur cerita. Biasanya tema jenis kedua ini muncul sebentar di bagian tertentu.

Selain tema mayor dan minor, ada juga tema tradisional dan nontradisional yang dijelaskan sebagai berikut.

Tema tradisional merupakan tema yang sudah banyak diterapkan dalam berbagai novel. Karena sudah banyak diterapkan, tidak jarang pembaca mudah menebak-nebak bagaimana jalan cerita menuju ending.

Meski begitu, tema tradisional seperti ini digemari oleh sekelompok masyarakat sehingga keberadaannya terbukti awet dan eksis hingga saat ini. Contoh dalam hal ini adalah untuk mencapai cinta sejati dibutuhkan pengorbanan, atau orang jujur ​​yang selalu menang.

Jika temanya nontradisional, ini adalah tema yang tidak begitu umum diangkat dalam novel. Oleh karena itu, tidak jarang plot atau alur novel tidak memenuhi harapan pembaca.

Misalnya, di kebanyakan novel, protagonis akan menjadi pemenang akhir. Namun tiba-tiba ada sebuah novel yang justru menjadikan tokoh antagonis sebagai pemenangnya. Alur seperti ini sering dianggap aneh karena biasanya memang begitu

2. Alur Cerita Atau Plot

Singkatnya alur cerita atau plot ini adalah alur cerita dari awal, tengah hingga akhir atau ending. Dengan kata lain alur ini merupakan unsur intrinsik yang memuat jalannya cerita dan di dalamnya terdapat berbagai peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat juga disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa. Alur cerita pada umumnya terbagi menjadi dua, ada alur maju dan ada alur mundur. Jika alurnya maju, ini adalah alur cerita yang terus maju ke masa depan.

Sedangkan jika alurnya mundur, ini adalah alur cerita yang mengungkapkan kejadian di masa lalu. Bahkan, dalam novel, kedua plot ini sering diadopsi pada saat yang sama yang kemudian menciptakan plot gabungan. Alur biasanya juga terdiri dari tiga tahap sebagai berikut.

  • Tahap awal dimana tokoh diperkenalkan bersamaan dengan pengenalan latar
  • Tahap tengah dimana tokoh mulai mengalami konflik atau masalah
  • Tahap akhir dimana karakter akan diberikan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi

3. Background Atau Setting

Latar dapat diartikan sebagai tempat, waktu, iklim, ruang dan cuaca. Dengan kata lain, pada unsur intrinsik novel dalam hal ini akan disinggung tentang lokasi fisik, kurun waktu terjadinya suatu peristiwa, waktu terjadinya peristiwa, kondisi alam, kondisi sosial dan lain sebagainya.

Untuk menghidupkan cerita, penulis biasanya tidak sembarangan dalam memilih setting. Mereka akan memilih setting yang ada kaitannya dengan tema dan pesan yang ingin disampaikan. Ada berbagai jenis background, di antaranya sebagai berikut.

  • Latar fisik, yaitu latar yang menunjukkan lokasi tertentu dengan sangat jelas dan dapat dirasakan kehadirannya. Contoh unsur intrinsik novel yang ini ada di pasar, di kota, di taman dan sebagainya
  • Latar belakang spiritual, yaitu berbagai nilai yang melingkupi latar fisik. Dengan kata lain, latar belakang spiritual dan latar belakang fisik saling terkait satu sama lain
  • Setting netral adalah setting yang hanya disebut-sebut saja tanpa ada penjelasan tentang ciri-cirinya. Setting semacam ini ada karena pengarang sengaja tidak ingin menonjolkan setting dalam novel
  • Latar fungsional adalah latar yang menonjolkan ciri-ciri latar yang bersangkutan. Biasanya setting seperti ini akan disertai dengan gambaran detail tentang lingkungan sosial

4. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah siapa saja yang akan terlibat dalam cerita. Sedangkan untuk penokohan akan mencantumkan nama-nama tokoh yang terlibat dalam cerita, watak dari tokoh-tokoh tersebut dan cara penggambarannya agar pembaca dapat memahaminya dengan mudah.

Ada beberapa jenis figur ini sebagai berikut.

  • Tokoh utama, yaitu tokoh yang paling sering disebut dan diceritakan. Bahkan, di sejumlah novel, tokoh utama ini selalu muncul di setiap halaman
  • Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang akan membantu tokoh utama dalam cerita. Namun karena keberadaannya tidak terlalu mempengaruhi jalan cerita, terkadang keberadaannya diabaikan oleh pembaca
  • Protagonis, yaitu tokoh yang menjadi pusat jalan cerita dan tokoh ini akan digambarkan sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca.
  • Antagonis adalah tokoh yang akan melawan tokoh protagonis sehingga sering dianggap jahat

Selain klasifikasi di atas, ada juga figur sederhana dan juga figur bulat. Jika tokoh sederhana hanya memiliki satu karakter dan kualitas pribadi tertentu, maka tokoh ini akan terkesan monoton. Sedangkan tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki kemungkinan kepribadian dan identitas lain.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang atau yang biasa disebut dengan sudut pandang adalah cara yang digunakan pengarang sebagai sarana penyajian novel. Dengan kata lain, sudut pandang ini terkait dari sisi mana novel itu diceritakan.

Sudut pandang yang biasa digunakan dalam menulis novel adalah sudut pandang orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Sudut pandang orang ketiga inipun masih akan terbagi lagi menjadi orang ketiga yang serba tahu, orang ketiga yang terbatas dan seterusnya.

  • Jika sudut pandang orang pertama, cirinya menggunakan kata I. Tokoh ‘aku’ ini nantinya akan bercerita, baik cerita tentang dirinya sendiri maupun cerita tentang orang lain.
  • Dalam sudut pandang orang kedua, cirinya adalah menggunakan kata ‘kamu’. Sudut pandang ini jarang digunakan oleh penulis dan biasanya hanya digunakan sebagai pengalih perhatian dari gaya bahasa
  • Sudut pandang orang ketiga, dicirikan dengan menggunakan kata ‘dia’ atau menggunakan nama tokoh yang terlibat dalam cerita.
  • Sudut pandang campuran, yaitu pengarang yang menggunakan beberapa sudut pandang sekaligus dengan sistem bolak-balik dalam bercerita dalam novel.

6. Gaya bahasa

Gaya bahasa dalam unsur intrinsik novel akan membuat jalan ceritanya menarik karena ceritanya diceritakan dengan cara yang unik. Antara satu pengarang dengan pengarang lainnya, gaya bahasa ini biasanya tidak sama.

Ketika dalam proses penulisan, pengarang umumnya akan memilih kata-kata dan menyusunnya menjadi sebuah kalimat apik yang mampu menggambarkan perasaan dan pikiran para tokoh dalam cerita.

Oleh karena itu, tidak heran jika dalam novel seringkali terdapat kata dan kalimat khusus yang kemudian lazim disebut sebagai kerangka bahasa. Ada banyak macam kerangka bahasa, seperti klimaks, pleonasme, litotes, hiperbola, metonimi, metafora dan sebagainya.

7. Amanat atau Pesan

Pesan atau pesan moral juga merupakan unsur intrinsik dalam novel. Pesan inilah yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Amanat umumnya berkaitan erat dengan tema yang diangkat dalam novel.

Misalnya, jika novel bertema persahabatan, maka pesannya juga terkait dengan persahabatan. Namun, amanat tersebut dapat dibuat lebih spesifik berdasarkan kondisi dalam cerita.

Cara Menemukan Unsur Intrinsik Novel

Cara Menemukan Unsur Intrinsik Novel

Ada beberapa unsur intrinsik yang penulis sebutkan dengan jelas dalam novelnya dan beberapa di antaranya tampak ‘tersembunyi’. Untuk unsur intrinsik yang terkesan tersembunyi seperti ini, pembaca harus membaca novel ini dengan seksama.

Oleh karena itu, untuk menemukan unsur intrinsik yang tepat, Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

  • Bacalah novel dengan seksama dan tuntas dari awal hingga akhir untuk lebih memahami tema yang diangkat oleh pengarang. Dari kegiatan ini juga, kamu akan bisa menyimpulkan bagaimana karakter yang ada di dalamnya dan berbagai informasi penting lainnya
  • Saat membaca, sediakan kertas untuk membuat catatan kecil. Jika dalam proses membaca ini Anda menemukan bagian yang dapat membantu menemukan unsur intrinsik, catat bagian tersebut

Sebenarnya kedua hal di atas sangat membantu ketika Anda menganalisis sebuah novel. Atau, Anda juga bisa mencari resensi novel yang dimaksud. Biasanya informasi dalam review juga akan sangat membantu.

Jadi sekarang saya lebih mengerti apa saja unsur intrinsik novel tersebut TIDAK? Dengan memahami berbagai unsur intrinsik di atas, Anda tidak akan kesulitan lagi saat mendapat tugas menganalisis novel. Semoga bermanfaat.

Baca Juga Artikel Lainnya :