Teks Editorial Tujuan, Fungsi, Ciri, Struktur, dan Contoh

Teks editorial sering ditemukan di halaman depan surat kabar atau surat kabar. Teks ini juga dikenal sebagai editorial, yang berisi komentar dari editor tentang isu-isu terkini di masyarakat.

Apa yang dimuat dalam redaksi pada dasarnya adalah pandangan pribadi redaksi terhadap suatu isu dan sebenarnya diulas. Teks tajuk bisa berisi berita apapun, seperti ekonomi, politik, budaya, sosial dan sebagainya.

Teks yang menjadi judul rencana itu tidak sama dengan pendapat, meski sekilas bentuknya mirip. Tajuk rencana berisi opini pribadi editor, sedangkan opini hanya memuat opini pribadi penulis.

Pengertian teks tajuk rencana atau tajuk rencana menurut KBBI

Saat ini, tajuk rencana tidak hanya dapat dilihat di surat kabar, majalah atau media cetak lainnya. Di era teknologi digital ini, sudah banyak sekali berita yang dipublikasikan secara online di internet, dan dilengkapi dengan tajuk rencana.

Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang teks yang disebut juga tajuk rencana, simak terlebih dahulu pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berikut ini.

1. Arti Redaksi

Dalam KBBI terdapat dua pengertian kata tajuk rencana. Pertama, KBBI menjelaskan hal itu arti redaksi adalah hal-hal yang berkaitan dengan atau berkaitan dengan editor atau editing. Hal ini sesuai dengan kata dasarnya yaitu edit.

Sedangkan pengertian redaksional yang kedua adalah artikel dalam majalah atau surat kabar yang isinya menyatakan kedudukan redaktur atau pimpinan surat kabar mengenai isu pokok.

2. Pengertian Teks Editorial

Merujuk pada pengertian redaksional di atas, dapat disimpulkan apa yang dimaksud dengan teks tajuk rencana yang biasanya dimuat di majalah dan surat kabar. Teks editorial adalah artikel atau tulisan yang memuat pendapat redaktur atau pimpinan media massa mengenai suatu peristiwa.

Tema tulisan-tulisan tersebut bermacam-macam, bisa seni, budaya, ekonomi, sosial, politik, kesehatan dan masih banyak lagi. Tajuk rencana bisa memuat klarifikasi media, berita kontroversial, peristiwa fenomenal dan sebagainya.

Pengertian Teks Editorial Secara Umum

Selain pengertian redaksional yang terdapat dalam KBBI, teks tajuk rencana memiliki pengertian yang lebih luas. Seperti yang sudah dijelaskan, teks tajuk rencana atau redaksi merupakan pandangan yang bersumber dari pendapat redaktur dan pimpinan media massa.

Tema tajuk sangat beragam, biasanya isu yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat, fenomena, kontroversi atau berupa klarifikasi. Tulisan atau artikel bersifat subyektif dan berasal dari pendapat pribadi editor.

Isi teks sepenuhnya merupakan sikap redaksi media yang bersangkutan, yang mewakili pandangan, opini, dan kebijakan internal. Karena teksnya berupa opini dan pendapat pribadi, orang bebas mengutarakan pendapatnya melalui tajuk rencana.

Tujuan dan Fungsi Teks Redaksi

Redaktur mengungkapkan pendapat, pandangan, dan kebijakannya terhadap suatu masalah melalui artikel dengan tujuan tertentu. Melalui teks atau artikel, editor ingin merangsang dan mempengaruhi pikiran pembaca.

Lebih jelasnya, tujuan dan fungsi redaksi adalah sebagai berikut:

1. Melakukan persuasi atau mengajak pembaca untuk ikut merenungkan suatu isu aktual yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.

2. Redaktur memberikan pandangannya secara tidak langsung terhadap isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat.

3. Redaksi berharap dapat mempengaruhi, mengajak dan menggerakkan masyarakat untuk terlibat dan lebih memahami suatu isu.

4. Sarana adu argumentasi agar suatu isu mendapat perhatian masyarakat.

5. Memberikan gambaran singkat namun mendalam kepada masyarakat yang kurang memahami isu dan permasalahan yang terjadi.

6. Redaksi juga berfungsi sebagai alat untuk memberikan pemecahan masalah atau problem solving kepada publik.

Fitur Redaksi

Fitur Redaksi

Di majalah, surat kabar, atau artikel lain, banyak teks yang terkandung di dalamnya. Saking banyaknya, mungkin akan sulit bagi Anda untuk membedakan mana tulisan biasa dan mana editorial, kecuali editor benar-benar mencantumkan judulnya.

Bagaimana cara mengenali tulisan redaksi di tengah artikel lain? Caranya mudah, Anda hanya perlu melihat-lihat fitur redaksi pengikut.

3. Temanya Aktual dan Faktual

Ciri pertama adalah topik yang aktual dan faktual. Tidak mungkin redaksi atau redaksi meliput berita-berita lama yang sudah tidak penting lagi untuk umum. Dilihat dari tujuan dan fungsi di atas, jelaslah bahwa tajuk rencana harus memuat isu-isu aktual dan faktual

Artinya, tulisan tersebut memuat kejadian atau masalah yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat. Redaksi membuat tajuk rencana sebagai bentuk tanggapan terhadap suatu isu yang sedang hangat di kalangan masyarakat.

4. Sistematis dan Logis

Mengingat artikel editorial ini bukan esai imajinatif, melainkan berasal dari masalah yang sedang hangat diperbincangkan, maka harus logis. Sebuah artikel editorial tidak boleh dibuat-buat, seperti cerita fiksi, hanya untuk menarik perhatian pembaca.

Seperti jenis tulisan nonfiksi lainnya, tajuk rencana harus ditulis dengan cara yang sistematis. Penulisan yang sistematis berguna untuk memudahkan pembaca memahami dan memahami apa yang ingin disampaikan redaktur.

Bagaimana suatu karya tulis dapat dikatakan sistematis? Sistematis menulis adalah tulisan yang memiliki hubungan sesuai dengan apa struktur dan kaidah kebahasaan yang berlaku.

5. argumentatif

Ciri teks editorial Selanjutnya argumentatif. Merujuk pada pengertian sebagaimana telah dijelaskan di atas, tajuk rencana memuat pendapat, pemikiran, dan kebijakan redaktur terhadap suatu masalah.

Dari pengertian itu saja, terlihat bahwa tulisan redaksional harus mengandung argumentasi redaktur. Argumentatif sendiri dapat diartikan sebagai bentuk opini dari editor, bukan opini pribadi.

Argumentasi yang disampaikan melalui redaksi pada prinsipnya bersumber dari sudut pandang apa yang telah diputuskan bersama oleh redaktur media massa tertentu.

Struktur Penulisan Redaksi

Struktur Penulisan Redaksi

Selain ciri-ciri, orang yang ingin menulis tajuk rencana harus memahami bagaimana struktur yang benar. Adapun struktur redaksi yang umum digunakan terdiri dari beberapa bagian penting sebagai berikut.

1. Pernyataan Pendapat (Tesis)

Pada bagian awal atau awal sebuah tulisan redaksi harus memuat pernyataan pendapat dari redaksi terhadap suatu isu yang sedang hangat. Pendapat ini dikemukakan menurut sudut pandang penulis atau tim redaksi.

Tujuan pengungkapan opini pada redaksi adalah untuk memperkenalkan topik yang diangkat dalam artikel. Pada bagian ini, penulis dapat mengungkapkan pendapat berupa pernyataan atau teori yang nantinya akan diperkuat dengan argumen atau teori.

2. argumen

Pada bagian selanjutnya, pendapat atau pernyataan yang telah dituangkan dalam redaksi akan didukung dengan argumentasi dan teori untuk memperkuatnya. Pada bagian ini penulis akan mulai memasukkan pendapat, pendapat, pandangan dan kebijakan terkait permasalahan yang terjadi.

Suatu pernyataan, opini atau pendapat dapat menjadi kuat dan terpercaya jika didukung oleh teori yang tepat, atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Alasan atau bukti yang menjadi argumentasi dapat dikemukakan dengan urutan tertentu.

Biasanya urutan penyajian alat bukti dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, data yang diperoleh dari hasil penelitian, pernyataan ahli hingga fakta aktual yang memiliki tingkat kebenaran yang tinggi.

3. Penegasan kembali Pendapat Yang Telah Disampaikan

Pada bagian ketiga atau bagian terakhir teks editorial, penulis akan mengulang pendapat yang disampaikan di awal. Penegasan kembali pendapat yang telah disampaikan ini disebut pengulangan. Pengulangan itu penting, agar tulisan tidak sekadar opini tanpa bukti.

Contoh Teks Editorial

Contoh Teks Editorial

1. Pengembangan sikap positif sebagai cara mereduksi intimidasi di sekolah

Sekolah harus menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswanya, seperti di rumah sendiri. Guru adalah orang tua siswa ketika mereka berada di sekolah, mereka seharusnya menjaga dan melindungi mereka.

Namun, akhir-akhir ini apa yang seharusnya tercipta di sekolah mulai memudar. Semakin sering kita mendengar insiden kekerasan fisik dan verbal yang terjadi di lingkungan sekolah. intimidasikarena sudah dianggap hal yang wajar ini.

intimidasi atau bullying tidak hanya terjadi antar siswa, tetapi juga sering dilakukan oleh guru kepada siswanya dengan alasan kedisiplinan. Seperti kejadian bullying yang baru-baru ini terjadi di sebuah sekolah, dimana seorang guru memukul muridnya.

Padahal, tindakan kekerasan ini bisa menimbulkan trauma yang mendalam bagi korban. Para korban ini juga berpotensi menjadi pelaku di kemudian hari, seperti yang terjadi pada pelaku kekerasan seksual.

Memudarnya rasa saling menghargai, menyayangi dan menghargai antara guru dan siswa serta antar siswa merupakan salah satu faktor yang diyakini menjadi pemicu terjadinya intimidasi. Guru tidak lagi menganggap siswanya sebagai anaknya di sekolah.

Demikian pula siswa tidak menghargai guru di sekolah sebagai pengganti orang tuanya di sekolah. Padahal, sekolah bisa menjadi rumah kedua yang nyaman, aman dan menyenangkan bagi siswa dan guru.

Sudah saatnya sikap positif dikembangkan kembali, seperti saling menghargai dan menghormati antara guru dan siswa maupun antar siswa. Agar sekolah menjadi rumah yang nyaman bagi siswa dan guru sehingga perilaku bullying dapat dikurangi dan dihilangkan.

2. Pengawasan obat merupakan tanggung jawab bersama

Belum lama ini kita dikejutkan dengan penangkapan seorang petinggi POLRI yang menjalankan bisnis narkoba. Tidak main-main, narkoba yang dijualnya merupakan barang bukti yang disita dan berjumlah 5 kg.

Fakta ini sungguh sebuah ironi yang mencekik kita semua, di tengah upaya pemberantasan narkoba. Tak terhitung berapa anak muda yang harus mati sia-sia akibat penyalahgunaan narkoba.

Namun, kepolisian yang seharusnya memberantas peredaran narkoba malah memperdagangkannya. Itu hanya sebagian kecil saja dan kebetulan diketahui publik. Tak hanya polisi, sipir, hakim, jaksa pun ikut terjun ke pusaran itu.

Mereka yang seharusnya berada di garda terdepan pemberantasan narkoba justru semakin menjauh menikmati uang dari barang haram tersebut. Lalu, siapa lagi yang akan menegakkan keadilan bagi gembong, pengedar dan pengedar narkoba? Kepada siapa masyarakat harus berlindung dari kecanduan narkoba?

Tampaknya masyarakat tidak bisa lagi hanya mengandalkan aparat penegak hukum untuk memberantas narkoba. Sementara peredaran dan penjualan narkoba semakin masif, bahkan masuk ke lingkungan sekolah. Bagaimana agar anak kita tidak terjerumus ke dalam perangkap narkoba?

Tidak ada pilihan lain, semua harus bisa melindungi diri dari kecanduan narkoba. Berikan penjelasan dan pemahaman yang benar tentang bahaya narkoba kepada anak-anak kita. Bertanggung jawab untuk mencegah peredaran narkoba sebagai tugas setiap orang, termasuk diri kita sendiri.

Demikian penjelasan tentang teks editorial lengkap dengan definisi, struktur, jenis, fungsi atau tujuan. Tulisan redaksi merupakan pendapat redaktur terhadap suatu masalah yang saat ini menjadi isu hangat di masyarakat.

Baca Juga Artikel Lainnya :