Sholat I’tidal Setelah Rukuk Biasa Saat Menjadi Imam atau Ma’mum

Doa I’tidal – I’tidal dalam gerakan sholat termasuk dalam kategori rukun ketiga belas, yang harus dilakukan setelah bangun dari rukuk.

Saat melaksanakan I’tidal, umat Islam yang sedang melaksanakan shalat dianjurkan untuk membacakan doa yang disebut dengan shalat I’tidal.

Ada beberapa versi salat I’tidal dalam salat, sehingga terkadang menjadi perdebatan yang serius, padahal semuanya memiliki imam dan dalil masing-masing.

Hukum membaca salat I’tidal merupakan sunnah, namun sebagai umat muslim wajib menjunjung tinggi sunnah Nabi SAW.

Maka dari itu penulis akan menuliskan doa i’tidal dari berbagai versi yang boleh dibaca saat sholat sunnah atau wajib.

Membaca Sholat I’tidal Menurut Sunnah

Membaca Sholat I'tidal Menurut Sunnah

Ada beberapa versi bacaan sholat i’tidal yang akan ditulis dalam artikel di Ayovacsindinkeskdi.id. Dengan tujuan agar tidak ada perbedaan pemahaman antar sesama muslim mengenai shalat i’tidal.

Simak di bawah ini berbagai bacaan sholat i’tidal yang perlu diketahui masyarakat muslim yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Doa I’tidal secara umum bahasa arab, latin dan artinya

Penulis juga menulis doa i’tidal dengan teks bahasa arab dan latin beserta artinya, agar mudah dipahami dan dipahami cara membacanya. Karena tidak semua muslim diberikan kemudahan membaca tulisan arab.

Adapun bacaan sholat i’tidal secara umum arab, latin dan artinya adalah sebagai berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَita

Sami’allahu liman hamidah. Robbana walakal hamdu mil us samaa waa ti wa mil ul ardhi wa mil umaa syi’ta min syai in ba’du”

Itu berarti :

“Ya Allah, Tuhanku, bagi-Mu segala puji, di seluruh langit, di seluruh bumi, dan di semua yang Engkau sukai dalam segala hal.”

Bacaan sholat i’tidal di atas merupakan doa umum yang dibaca oleh umat muslim saat sholat.

Bahkan sejak kecil salat I’tidal sudah dikenalkan seperti salat-salat yang tertulis di atas, hal ini sering memicu perdebatan, padahal versi salat i’tidalnya berbeda-beda.

Sholat I’tidal Muhammadiyah

Sholat I'tidal Muhammadiyah

Seperti yang telah disebutkan bahwa bacaan sholat i’tidal memiliki versi yang berbeda-beda, misalnya bacaan sholat i’tidal Muhammadiyah berbeda dengan bacaan NU.

Adapun shalat i’tidal versi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

سَمِعَ Allah SWT

Sami’allaahu liman hamidah. Rabbanaa wa lakal hamdu hamdan katsiran thayyiban mubaarokan fiih

Itu berarti :

“Allah mendengar orang-orang yang memujinya. Ya Tuhanku, bagi-Mu segala puji, banyak pujian, baik dan berkah

Sholat I’tidal Menurut Sunnah

Rosulullah SAW mengajarkan umatnya tentang bacaan shalat i’tidal baik bagi imam maupun jamaah atau shalat sendirian.

Adapun shalat i’tidal menurut sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

Untuk Imam dan Sholat Saja.

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ Lanjut membaca رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ

Sami’allahu liman hamidah Lanjut membaca Rabbana lalak hamdu

Untuk ibu.

Cukup membaca Rabbana lalak hamdu

Tentu hal ini mengacu pada hadits Rasulullah SAW tentang perintah mengikuti shalat seperti shalat nabi.

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

Itu berarti :

“Berdoalah sebagaimana kamu melihat Aku berdoa.

Doa I’tidal Pendek Bahasa Arab

Doa I'tidal Pendek Bahasa Arab

Selain doa i’tidal versi yang ditulis di atas, masih ada satu lagi doa i’tidal pendek, tentunya doa ini dibaca oleh Rasulullah SAW saat i’tidal.

Singkatan doa i’tidal adalah sebagai berikut:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Rabbanaa wa lakal hamdu

Itu berarti :

Ya Tuhanku, bagi-Mu segala puji.

Bukti Sholat I’tidal

Untuk memperkuat bacaan doa i’tidal yang ditulis di atas, penulis akan menyisipkan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW.

Sehingga masyarakat muslim tidak ragu dengan bacaan sholat i’tidal yang mana saat sholat.

Mengenai bacaan shalat i’tidal, Rasulullah SAW bersabda:

Hadits pertama:

ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَتِكَ كُلِّهَا

Itu berarti :

Kemudian rukuk dan bergabung dengan thuma’ninah saat rukuk. Kemudian bangun dan berdoa sambil berdiri. Kemudian sujud dengan thuma’ninah saat sujud. Kemudian bangun dan duduk di antara dua sujud sambil thuma’ninah. Kemudian sujud lagi sambil diiringi dengan thuma’ninah saat sujud. Maka lakukanlah seperti itu dalam setiap doamu.”

Hadits Kedua:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ، ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ، ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ: رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ

Itu berarti :

Ketika Rasulullah berdoa, dia membaca takbir sambil berdiri, kemudian membaca takbir ketika ruku. Kemudian ucapkan: ‘sami’allahu liman hamidah’ ketika bangun dan meluruskan tulang punggungnya dari rukuk. Kemudian bangun sambil berkata: ‘rabbana lakal hamdu’.

Baca juga: