Pengertian Imperialisme adalah ketika suatu negara melakukan politik untuk menguasai negara lain secara paksa. Imperialisme sendiri tidak hanya terbatas pada perampasan dengan kekuatan senjata, karena dapat dilakukan melalui ekonomi, ideologi, agama dan budaya, selama merupakan tindakan pemaksaan.
Imperialisme sendiri dibagi menjadi dua kategori sebagai imperialisme kuno dan imperialisme modern. Hal ini didasarkan pada tujuan dan waktu kaum imperialis merebut wilayah orang lain. Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri, sedangkan imperialisme modern biasanya didasarkan pada motif ekonomi.
Meski sering dikaitkan, tapi pengertian imperialisme Hal ini berbeda dengan kolonialisme. Imperialisme bertujuan untuk mengontrol semua aspek dari suatu negara, makhluk kolonialisme bertujuan untuk menguasai dan menguras sumber daya alam negara lain untuk dibawa ke negara penjajah.
Sejarah dan Latar Belakang Imperialisme
Istilah imperialisme berasal dari kata Latin ‘imperare’ yan berarti ‘aturan’. Kata ini tercipta karena pada zaman dahulu, kejayaan seorang raja dilihat dari luas wilayah yang dikuasainya. Kemudian daerah-daerah yang dikuasainya disebut ‘kerajaan’.
Itu sebabnya seorang raja di suatu daerah selalu ingin memperluas kerajaannya dengan merebut daerah lain. Dari tindakan raja ini istilah imperialisme mulai biasa dipanggil orang, lalu ditambah banyak orang pengertian imperialisme lain seiring berjalannya waktu.
Itu dimulai sekitar abad ke-19, di Kerajaan Inggris yang berada di wilayah Asia-Afrika. Kaum imperialis memiliki tujuan untuk mendapatkan sumber daya yang murah dengan membangun pemerintahan imperialis di wilayah jajahan yang terbelakang dan miskin tetapi memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Dan untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara imperialis menggunakan berbagai taktik perluasan kekuasaan militer untuk menggunakan metode yang lebih halus seperti penerapan dan hasutan yang tidak disadari melalui budaya negara imperialis di wilayah calon kekaisarannya.
Eksploitasi ekonomi ini seringkali disertai dengan pernyataan bahwa negara-negara imperialis membantu wilayah-wilayah yang mereka jajah untuk keluar dari keterbelakangan dan kemiskinan melalui imperialisme yang mereka sebarkan dengan sistem peradaban barat seperti kemajuan teknologi atau cara-cara pemerintahan.
1. Imperialisme Berdasarkan Bentuknya
- A. Imperialisme Kuno (Imperialisme Kuno)
Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri tahun 1870 oleh kaum imperialis RomaCina, Portugis, Inggris, Kesultanan Utsmaniyah dan beberapa negara imperialis lainnya. Mereka memperluas kerajaan mereka di Afrika, Asia dan Amerika.
Imperialisme kuno juga dapat dilihat dari ciri tujuannya yang tidak hanya mengeksploitasi keuntungan ekonomi, tetapi juga menyebarkan semangat 3G mereka, yaitu emas, kemuliaanDan Injil yang dapat diartikan sebagai kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama.
- B. Imperialisme Modern/Maju (Imperialisme Modern)
Berbeda dari pengertian imperialisme kuno, imperialisme modern terjadi pada revolusi industri tahun 1870 yang membuat negara-negara barat berkembang di luar kendali mereka karena mengalami surplus barang dan modal.
Bangsa Eropa membutuhkan banyak bahan baku dan akhirnya menjajah daerah-daerah yang kaya akan bahan baku tetapi murah, seperti Afrika, Asia, dan Amerika. Wilayah kolonial juga digunakan sebagai jaringan pasar untuk produk industri barat.
Meski begitu, kemuliaan tetap menjadi salah satu motif imperialisme modern karena pada saat itu masih ada kepercayaan bahwa bangsa yang besar adalah apabila bangsa itu memiliki wilayah yang luas.
Namun untuk saat ini, imperialisme modern lebih condong pada perluasan keberadaan perusahaan atau penyebaran ideologi politik negara. Salah satu contoh kasusnya adalah yang terjadi di Amerika Serikat, dan disebut sebagai ‘Amerikanisasi’.
Itu dibuktikan dengan Perang Dingin yang disebut teori domino. Negara kuat seperti Amerika Serikat sering menghalangi negara lain yang mencoba mengadopsi teori politik yang bertentangan dengan mereka.
Lagi pula, dalam imperialisme modern ini, negara-negara kecil seperti Korea Utara dan Iran tidak mau kalah. Mereka secara agresif membangun kekuatan militernya, yang juga mencakup senjata nuklir dengan harapan mendapatkan keuntungan strategis dan ekonomis
2. Imperialisme Berdasarkan Tujuannya
- A. Imperialisme Militer (Imperialisme Militer)
Menyukai pengertian imperialisme secara umum, imperialis militer ini ingin menduduki kekuatan militer suatu negara. Sebab, tujuannya adalah menjamin keselamatan kaum imperialis untuk menjalankan kepentingan lain seperti politik.
Imperialis tidak perlu menjajah seluruh negara dalam hal ini. Mereka dapat puas dengan beberapa negara yang memiliki kekuatan militer yang cukup kuat untuk memungkinkan mereka menggunakan ancaman militer untuk menguasai seluruh negara.
- B. Imperialisme Budaya
Negara imperialis bermaksud untuk menguasai ‘jiwa’ negara yang akan dijajahnya. Karena dalam satu budaya, terletak jiwa negara di dalamnya. Jika budaya kesultanan bisa diubah atau bahkan diganti, sama saja dengan jiwa negara yang berubah.
Inilah imperialisme yang sangat berbahaya, karena tidak akan terasa dan masuknya sangat mudah. Penjajah akan menjadikan jiwa kesultanan menjadi sama atau menyatu dengan jiwa penjajah, dan jika itu terjadi, akan sangat sulit bagi negara terjajah untuk membebaskan diri kembali.
Imperialis berniat untuk mengontrol segala sesuatu dari negara lain. Ini adalah interpretasi dari pengertian imperialisme hal yang sebenarnya, namun sudah tidak umum lagi di era modern ini karena merebaknya nasionalisme. Imperialisme ini biasanya terselubung protektorat Dan mandat.
Jika imperialisme politik gagal atau terlalu sulit dilaksanakan, biasanya kaum imperialis akan berusaha menguasai ekonomi kerajaannya. Negara-negara imperialis seperti imperialis ini menggantikan imperialisme politik.
Penyebab Imperialisme
Keinginan menguasai daerah lain muncul karena ada beberapa faktor pendorong. Mengikuti faktor yang dapat menimbulkan imperialisme
1. Memiliki keinginan untuk menjadi bangsa yang jaya
Pada dasarnya setiap bangsa sebenarnya mengandung benih-benih imperialisme. Semua bangsa pasti ingin jaya, apalagi bagi negara maju, ambisinya akan semakin besar untuk menjadi yang terbesar di seluruh dunia (ambisi, eerzucht).
Sejauh mana ambisi untuk sukses? Tidak ada. Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, sekalipun negara maju, semakin besar ambisinya untuk semakin sukses. Jika tidak bisa mengendalikannya, maka bangsa itu bisa dengan mudah menjadi bangsa imperialis.
2. Tingginya Harga Diri Suatu Bangsa
Inilah perasaan suatu bangsa yang membuat mereka merasa sebagai bangsa yang istimewa di dunia ini (superioritas ras). Hal ini juga dapat disebut sebagai harga diri yang tinggi yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Jika rasa atau harga diri ini naik maka akan mudah menimbulkan kesombongan bahwa mereka adalah bangsa yang paling istimewa di dunia sehingga mereka merasa berhak untuk memerintah, menguasai atau bahkan memimpin bangsa lain, seperti pengertian imperialisme diri.
3. Penyebaran Ideologi atau Agama
Niat awal sebenarnya adalah untuk menyebarkan ideologi atau agama, tetapi hal ini dapat mengarah pada imperialisme, apalagi jika didukung oleh pemerintah negara, tujuan awal akan kabur dan berakhir menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4. Faktor Ekonomi
Ini adalah penyebab paling penting dari imperialisme. Bangsa imperialis menginginkan kekayaan bangsa lain untuk menjamin pertumbuhan industrinya sendiri. Negara-negara imperialis juga ingin ikut serta dalam perdagangan dunia, bahkan berniat menguasai perdagangan itu sendiri.
Dampak Yang Dapat Terjadi Karena Imperialisme
Dalam politik, pasti akan ada dampak positif dan negatif. Berikut beberapa dampak yang terjadi akibat tindakan imperialisme:
1. Konsekuensi Politik
- A. Mengarah pada politik pemerasan.
- B. Menyebabkan munculnya wereldpolitiek atau politik dunia.
- C. Koloni akan dibuat.
- D. Perang kolonial bisa meletus.
2. Konsekuensi Ekonomi
- A. Industri kolonial akan menjadi lebih besar, tetapi perdagangan negara-negara kekaisaran akan melemah atau bahkan hilang.
- B. Kekuatan ekonomi masyarakat pribumi di daerah jajahan akan melemah bahkan hilang.
- C. Negeri-negeri imperialis akan menjadi pusat kekayaan sedangkan negeri-negeri jajahan akan menjadi lembah kemiskinan.
- D. Investasi modal dan surplus modal di tanah kolonial.
3. Konsekuensi Sosial
- A. Penjajah akan maju, sedangkan yang terjajah akan mengalami kemunduran.
- B. Semua hak akan dimiliki oleh kaum imperialis, sedangkan yang terjajah tidak akan memiliki hak apapun.
- C. Kaum imperialis akan hidup dalam kemewahan sedangkan kekaisaran akan hidup dalam kemiskinan.
- D. Kaum imperialis memiliki harga diri yang tinggi, sedangkan mereka yang terjajah langsung mengalami krisis harga diri atau merasa kurang harga diri.
- e. Munculnya gerakan Eropa-sasi.
Beberapa Aksi Perlawanan Indonesia Melawan Imperialisme
Sayangnya, Indonesia adalah salah satu negara yang tunduk pada imperialisme, sebagai pihak yang terjajah. Hal itu karena Indonesia kaya akan sumber daya alam, terutama rempah-rempah. Menyukai pengertian imperialismeIndonesia sangat tepat menjadi negara jajahan pada masa itu.
Tercatat wilayah Indonesia pernah dikuasai oleh bangsa Portugis, Belanda dan Spanyol untuk kepentingan komoditi rempah-rempah. Bukannya takut atau bungkam, Indonesia malah melawan tindakan imperialisme tersebut, salah satunya terjadi pada Kesultanan Demak dan Kesultanan Ternate.
Pada waktu itu Portugis berhasil menaklukkan Malaka. Karena Malaka merupakan jalur perdagangan kerajaan-kerajaan Jawa, kebijakan monopoli Portugis di Malaka mengganggu perdagangan kerajaan-kerajaan Jawa tersebut.
Kesultanan Demak mulai khawatir Portugis suatu saat akan memperluas wilayahnya hingga ke Pulau Jawa. Karena itu, pada tahun 1526 Kesultanan Demak akhirnya menguasai Sunda Kelapa yang merupakan salah satu jalur perdagangan penting setelah Malaka, sehingga tidak dapat diperluas oleh Portugis.
Namun Portugis seenaknya mendirikan benteng di Sunda Kelapa setahun kemudian. Akhirnya terjadilah perang antara Portugis dan Kesultanan Demak. Perang dimenangkan oleh Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah dan Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta.
Kolonisasi Portugis di Malaka juga berdampak besar bagi masyarakat Kesultanan Ternate. Karena itu, akhirnya pecah perang antara Portugis dan Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun.
Itu pengertian imperialisme, dimana ketika suatu bangsa menjajah bangsa lain. Sekalipun suatu bangsa selalu memiliki benih-benih imperialisme, jika bangsa itu mampu menguasai dirinya, maka imperialisme yang kejam itu tidak akan terulang kembali seperti pada zaman dahulu.
Generasi muda harus tahu betapa berbahayanya dampak imperialisme bagi suatu bangsa. Cara memberantasnya adalah dengan menanamkan nilai dan moral agar memiliki sikap anti in politik penjajahan ini. Salam nasionalisme!
Baca Juga Artikel Lainnya :