Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya Menurut Syariat Islam

Definisi Ibadah – Ibadah adalah pengabdian seseorang kepada Allah SWT dengan tujuan ingin mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Tidak ada kata berhenti di dalamnya hingga maut memisahkan antara jasad dan ruh, karena secara zohir yang tampak ibadah adalah jasad.

Bisa juga sebagai dedikasi rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada seorang hamba sebagai pengingat untuk tetap rendah hati.

Karena ibadah atau penghambaan seseorang kepada tuhannya akan menjadi tanda perpisahan yang menjadi sekat antara tuhan dan hamba.

Secara bahasa kata ibadah diambil dari kalimat ‘Abdun yang berarti “Hamba”.

Dengan mencontohkan secara nyata yaitu melakukan apa yang Allah SWT perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang secara keseluruhan.

Dalam Islam, pengertian ibadah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Ibadah Fi’li (Perbuatan)

Ibadah fi’li adalah ibadah yang dilakukan melalui perbuatan seperti gerakan shalat, gerakan haji, gerakan sedekah pada hakekatnya, segala kegiatan baik yang dilakukan oleh badan atau badan hanya karena ingin mengabdikan diri kepada Allah SWT, maka itu adalah disebut ibadah fi’li.

Tentunya jika ingin menilai perbuatan tersebut sebagai ibadah, maka harus merujuk kepada Rasulullah SAW sebagai contoh ibadah fi’li.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ فَإِذَا أَرَادَ الْفَرِيضَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ

Itu berarti : Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah saw. berdoa di tunggangannya menghadap ke arah tunggangannya menghadap. Jika dia ingin melakukan shalat wajib, dia akan turun dan berdoa menghadap kiblat. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Melihat perbuatan Nabi SAW dari hadits di atas ketika Nabi SAW melaksanakan shalat kemudian turun dari tunggangannya dan menghadap kiblat.

Sampai saat ini, ketika melakukan ibadah fi’li, umat Islam melakukannya menghadap kiblat.

Ibadah Qouli (Lisan)

Ibadah Qouli adalah ibadah yang dilakukan melalui ucapan atau lisan. Seperti zikir, membaca Al-Qur’an memberikan nasihat yang baik, pada hakikatnya segala ucapan yang baik dilakukan dengan niat hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.

Hal ini juga tertulis dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

ضَّرَ اللّهُ امْراءً سَمِعَ مِنَّاحَدِيْثًا فَحَفِظَةُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ فَاِنّهُ رُبَّ حَامِلٍ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍوَرُبَّ حَامِلٍ فِقْهٍ اِ لَى مَنْ هُوَ اَفْقَهُ مِنْهُ ثَلاَ ثٌ خِصَالٍ لاَيَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ اَبَدًا اِخْلاَ صُ الْعَمَلِ لِلّهِ وَمُنَا صَحَةُ وُلاَةِ الاْمرِ وَلُزُوْمُ الْجَمَاعةِ فَاِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيْطُ مِنْ وَرائِهِمْ

Itu berarti : “Semoga Allah memberikan kebaikan kepada orang-orang yang mendengarkan kata-kata saya kemudian menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, karena banyak orang berbicara tentang fiqh meskipun bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang tidak akan menimbulkan kecemburuan di hati seorang muslim, yaitu ikhlas beramal semata-mata kepada Allah SWT, menasehati, menaati, menaati penguasa dan setia kepada jamaah, karena sesungguhnya doa mereka akan memberikan motivasi dan menjaga mereka dari belakang.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad).

Ibadah Qolbi (Hati)

Sedangkan ibadah Qolbi adalah ibadah yang dibacakan dari hati, hal ini dapat dicontohkan dengan bacaan sirri “Peringatan Lembut”.

Ibadah Qolbi, meskipun kelihatannya mudah, namun sebenarnya sulit dilakukan, karena hati tidak bisa memiliki nama lain selain nama Allah SWT jika ingin melaksanakan ibadah Qolbi.

Karena tidak sah jika ada nama lain di dalam hati apalagi jika ada kebencian, kemarahan, fitnah maka hati akan menjadi kotor dan enggan untuk diajak beribadah atau berbakti kepada Allah SWT.

Macam-Macam Ibadah Dalam Islam

Macam-Macam Ibadah Dalam Islam

Setelah mengetahui pengertian ibadah, kali ini kita akan membahas pembagian ibadah secara umum yang terbagi menjadi dua:

ibadah Mahdhah

Yakni ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Karena keempat ibadah tersebut tidak lagi melalui makhluk melainkan diarahkan langsung kepada Allah SWT.

Ibadah Ghoiru Mahdhah

Ibadah seorang hamba dilakukan melalui perantara sesama manusia meskipun maksud dan tujuannya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja.

Ibadah ini akan memberikan kebaikan di antara keduanya karena di sisi lain terjalin silaturahmi antara satu sama lain.

Contoh Ibadah Ghoiru Mahdhah adalah sebagai berikut:

  • bersedekah
  • Mengunjungi Orang Sakit
  • Bantu orang lain
  • Mempelajari
  • Membangun Masjid
  • Memahami keramahan
  • Bekerja untuk mencari nafkah
  • Dan lain-lain

Tanda-Tanda Ibadah Diterima Allah SWT

Tanda-Tanda Ibadah Diterima Allah SWT

Dari penjelasan di atas mengenai pengertian dan jenis ibadah yang dapat dipahami tentunya akan menghasilkan kriteria atau ciri-ciri ibadah yang diterima oleh Allah SWT.

Tanda-tanda atau Ciri-ciri ibadah yang diterima oleh Allah SWT adalah sebagai berikut:

Keyakinan

Makna iman di sini adalah meyakini bahwa semua ibadah dilakukan hanya karena Allah SWT.

Tidak ada embel-embel lain, bahkan dalam kitab Al-Hikam disebutkan bahwa niat ibadah yang bukan karena Allah dan Rasul-Nya batal atau tidak diterima.

Padahal dengan niat masuk surga dan dijauhkan dari neraka, “Al-Hikam” belum sah karena ini masih niat karena makhluk bukan karena Allah.

Jujur

Berbicara ikhlas tentunya hanya yang beribadah dan Allah SWT saja yang mengetahuinya, namun hal ini dapat dilihat dari segi ibadah yang dilakukan.

Salah satu contoh bersedekah adalah jika seseorang melakukannya dengan menceritakan kepada orang lain tentang sedekah yang dilakukannya.

Jadi bisa dikatakan tidak ikhlas karena ingin terlihat keren oleh orang lain, namun berbeda jika bersedekah secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.

Namun, ia tidak membicarakan sedekahnya kepada siapapun kecuali Allah SWT, ketika dipuji karena tidak terbang dan ketika dina tidak jatuh.

Sesuai dengan ketentuan Syariat Islam

Tanda terakhir ibadah yang diterima oleh Allah SWT adalah sesuai dengan syariat Islam. Tentu hal ini berkaitan dengan ilmu agama yang ia miliki.

Jika seorang hamba beribadah kemudian mengetahui tata cara ibadah menurut syariat Islam, maka besar kemungkinan ibadahnya akan diterima. Namun tetap harus karena Allah SWT dan Rasul-Nya.

Berbeda dengan orang yang beribadah tetapi tidak memahami ilmunya, hal ini dapat membuat ibadahnya menjadi asal-asalan dan tidak sah.

Penutupan

Demikian penjelasan mengenai Pengertian Ibadah yang telah dituliskan dalam artikel ayovaksindinkeskdi.id. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mohon diluruskan jika ada kalimat atau penjelasan yang kurang tepat, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wallahu a’lam…

Baca juga: