ada banyak alat ukur yang juga memiliki fungsi yang berbeda. Namun tahukah Anda bahwa ada alat terjangkau yang memiliki fungsi untuk mengukur diameter suatu benda? Alat ini disebut jangka sorong. Hampir sama dengan penggaris, namun kompas ini memiliki fungsi yang lebih kompleks.
Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui pengertian lengkap, sejarah awal mulanya, Cara Penggunaansejumlah contoh soal dan fungsi dari alat tersebut jangka sorong.
Definisi sorong
Istilah jenis ini adalah alat ukur kira-kira sama panjangnya dengan penggaris. Bedanya, alat ini lebih multifungsi. Alih-alih penggaris yang hanya bisa digunakan untuk mengukur panjang, kompas ini bisa mengukur panjang, diameter luar, diameter dalam hingga bagian dalam suatu benda.
Alat ukur ini juga lebih unggul dari penggaris karena memiliki tingkatan ketepatan lebih tinggi. Penggaris berukuran 0,1 cm, namun kompas ini memiliki skala yang lebih kecil yaitu 0,01 cm. Meski begitu, kompas yang satu ini memiliki batasan untuk mengukur benda dengan panjang maksimal 20 cm.
Itu sebabnya meskipun alat yang satu ini bisa digunakan untuk mengukur diameter benda seperti tabung gas, fungsi utamanya sebenarnya hanya bekerja dengan benda yang relatif kecil karena panjangnya yang terbatas.
Sejarah Alat ukur Diameter jangka sorong
Kompas jenis ini pertama kali ditemukan dalam sebuah kecelakaan yang terjadi di lepas pantai Italia. Kecelakaan ini dikenal dengan sebutan ‘The Greek Giglio Wreck’ karena kapal yang jatuh tersebut diberi nama kapal Giglio.
Peneliti menemukan sejenis alat ukur yang sangat mirip dengan kompas ini dari bangkai kapal kecelakaan. Saat itu para peneliti menyimpulkan bahwa bangsa Romawi dan Yunani kuno telah menggunakan kompas jenis ini sebagai alat ukur.
Kemudian alat ukur ini juga ditemukan di Tiongkok pada masa Dinasti Han, dari tahun 202 SM hingga 220 Masehi. Kompas ini terbuat dari perunggu dan setiap kompas yang dibuat memiliki tanggal pembuatannya.
Namun jangka sorong zaman dahulu bentuknya tidak sama dengan sekarang. Dulu, fungsi kompas ini lebih mirip dengan kompas. Jadi selain untuk mengukur benda, kompas ini juga digunakan untuk menentukan arah oleh beberapa negara Eropa.
Secara resmi istilah jenis ini ditemukan oleh pria kelahiran 19 Agustus 1584 bernama Pierre Vernier. Pierre adalah seorang matematikawan dan insinyur Perancis.
Pada tahun 1631, Pierre menerbitkan penemuannya tentang kaliper jenis ini sebagai alat ukur panjang yang akurat dengan nama lain kaliper Vernier. Bahkan skala pada alat ukur ini juga dinamakan sama dengan nama penemunya yaitu dengan istilah Vernier.
Fungsi kaliper
Alat ukur Ini memang diciptakan untuk menjawab permasalahan yang masih belum bisa diselesaikan dengan menggunakan penggaris biasa. Membutuhkan alat tepat dan akurat untuk mengukur bentuk benda selain permukaan datar. Berikut adalah beberapa fungsi lain yang terkandung dalam istilah jenis ini:
- Berfungsi untuk mengukur sisi dalam dari bentuk suatu benda yang biasanya berupa lubang seperti lubang pipa dengan cara direntangkan.
- Berfungsi untuk mengukur suatu benda dari luar dengan cara diapit
- Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda
- Berfungsi untuk mengukur kedalaman lubang atau celah suatu benda dengan cara menusuk atau menancapkan bagian tersebut alat ukur.
- Fungsinya untuk mengukur kedalaman suatu bentuk benda dengan batang ukur bagian bawah, seperti lubang kecil, kedalaman tabung, atau selisih ketinggian yang relatif kecil.
- Berfungsi untuk mengukur diameter bentuk benda dengan menggunakan fixed jaw dan upper sliding jaw.
- Ini memiliki dua tangga nada, yaitu tangga nada nonius dan tangga nada utama.
Bagian jangka sorong
Sebelum mengetahui cara menggunakan dan membaca kompas jenis ini, penting untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan begitu proses pengukuran dan pembacaan akan mendapatkan hasil yang akurat. Di bawah ini adalah susunan istilah part dan fungsinya
1. Rahang Dalam
Terdiri dari dua rahang, rahang tetap dan rahang geser yang fungsinya untuk mengukur diameter dalam atau ketebalan seperti diameter lubang atau regangan suatu benda.
2. Rahang Luar
Juga mengandung rahang tetap dan rahang geser. Rahang luar memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar dan diameter suatu benda.
3. Pengukur Kedalaman (Probe Kedalaman)
Bagian ini memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda tertentu.
4. Skala Utama
Skala utama berfungsi untuk memberikan hasil pengukuran utama yang dinyatakan dalam bentuk satuan seperti inci dan sentimeter (cm). Biasanya panjang sisik utama ini adalah 15 sampai 17 cm.
5. Skala Nonius
Berfungsi sebagai skala pengukuran fraksional, dan menambahkan tingkat akurasi yang lebih tinggi pada pengukuran yang dinyatakan dalam satuan inci dan milimeter (mm).
6. Baut Pengunci
Berfungsi untuk mengunci dengan cara menahan rahang agar tetap pada posisinya agar skala tidak bergeser karena benda yang diukur tetap diam pada tempatnya.
Langkah-langkah Menggunakan dan Membaca Alat ukur jangka sorong
Percuma saja jika Anda hanya berhasil mengukur diameter atau kedalaman suatu benda tetapi tidak bisa membacanya hasil pengukuran dari alat ukur ini. Untuk itu, berikut langkah-langkahnya Cara Penggunaan dan baca istilah ini:
1. Cara Menggunakan Istilah
A. Siapkan terlebih dahulu benda atau benda yang akan diukur, misalnya koin, bola bekel, kelereng, atau lainnya.
B. Setelah itu, buka sliding jaw pada caliper ke kiri hingga benar-benar rapat agar hasil pengukuran yang didapatkan akurat.
C. Periksa kembali dan pastikan kedua rahang tertutup dan timbangan menunjuk ke angka nol, sehingga tidak terjadi zero error atau kesalahan pengukuran karena kurang teliti.
D. Kemudian kendurkan sekrup pengunci secara perlahan.
e. Tarik sliding jaw ke kanan hingga membuat ruang yang pas dengan benda yang akan diletakkan di antara kedua rahang tersebut.
F. Tempatkan benda atau objek di ruang yang disesuaikan di antara kedua rahang pada posisi yang sesuai dan benar.
G. Tarik sliding jaw ke kiri hingga menjepit benda yang akan diukur dengan kuat, kemudian putar baut pengunci hingga terdengar bunyi “klik”.
H. Periode ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama menunjukkan angka yang tertera pada rahang tetap dan dilihat mulai dari angka 0 yang terletak pada rahang tetap hingga angka di depan skala 0 yang terletak pada skala nonius.
Sedangkan skala nonius menunjukkan hasil skala yang terbaca pada sliding jaw. Hasil ini akan berbentuk garis lurus atau berhimpitan dengan skala utama kemudian dikalikan dengan skala suku terkecil.
Skala utama dan skala bawah atau skala nonius akan menunjukkan hasil garis yang dipencet, kemudian dicari angka yang berhubungan langsung dengan hasil garis yang dipencet tadi
Saya. Terakhir, jumlahkan kedua angka yang Anda dapatkan. Itu akan menjadi hasil diameter objek yang Anda cari.
2. Cara Membaca Istilah
Di bawah ini adalah contohnya cara membaca hasil pengukuran suku yang sumbernya berasal dari modul fisika kelas X karya Saroji berjudul Magnitudo dan Pengukuran
Langkah pertama adalah menentukan nilai skala terkecil (NST) dengan rumus:
NST = Nilai skala terkecil pada skala utama: banyaknya skala nonius
Misalnya, pada a jangka sorong diketahui jarak antara skala 4 dan 5 adalah 1 cm, dan terdapat 10 nilai garis skala antara skala 4 dan 5. Hasil nilai skala terkecil dari skala utama:
Diskusi:
1 cm : 10 garis skala = 0,1 cm
Hasil skala terkecil adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Kemudian, lihat skala nonius. Skala nonius diketahui memiliki 50 garis skala. Hasil NST dari istilah tersebut adalah:
NST = 0,1 cm ; 50
= 0,0002cm
= 0,002mm
Ini adalah cara mencari NST untuk kemudian menerapkannya pada pertanyaan atau masalah yang akan dibahas dalam beberapa bab contoh soal di bawah
Contoh Soal Pertama
Perhatikan gambar di atas! Apa hasil perhitungan pengukuran caliper? Nyatakan dalam milimeter dan sentimeter!
Diskusi:
- Cari skala utama terlebih dahulu. Setelah angka 1 yang terletak pada skala utama, diperoleh garis yang berhadapan langsung dengan skala vernier ke kanan yaitu di angka nol. Dari sini kita dapat memperoleh pembacaan skala utama adalah 11 mm atau 1,1 cm.
- Kemudian cari skala nonius atau skala vernier. Hasilnya adalah angka yang berhadapan langsung dengan garis di atasnya, yaitu antara angka 6 dan 7. Jadi didapat 0,65 mm.
- Jadi, hasil pengukuran dalam soal ini adalah 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm yang jika diubah ke centimeter adalah 1,165 cm.
Contoh Soal Dua
Perhatikan gambar di atas! Bagaimana hasil perhitungan pengukuran tersebut? Nyatakan dalam milimeter dan sentimeter!
Diskusi:
- Carilah skala utama terlebih dahulu dengan melihat posisi tepat di seberang nol pada skala nonius di sebelah kanan. Dari sini kita dapat memperoleh bahwa pembacaan skala utama adalah 10 cm.
- Kemudian mencari skala nonius dengan mencari garis kedua setelah nol pada skala nonius yang berhadapan langsung dengan garis di atasnya. Angka tersebut adalah 0,02 cm.
- Jadi, hasil pengukuran dalam soal ini adalah 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm, yang jika dikonversi dalam milimeter adalah 100,2 mm.
Contoh Soal Tiga
Perhatikan gambar di atas! Berapakah hasil perhitungan pengukuran di atas dalam centimeter!
Diskusi:
Lingkaran biru menunjukkan angka 5,3 sentimeter lebih. Anda akan mendapatkan semua ini dalam lingkaran merah yang menunjuk tepat pada angka 5, atau 5 cm.
Jadi, hasil pengukuran dalam soal adalah 5,35 cm.
Yaitu pengertian, sejarah, fungsi, hingga Cara Penggunaan dan contoh terkait jangka sorong. Harap Anda dapat membantu!
Baca Juga Artikel Lainnya :