Contoh Karangan Narasi

Lia tersenyum sambil melangkah. Hembusan angin benar-benar menerpa, membuat seluruh tubuh Lia menegang kaku. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, berusaha untuk bisa melawan hawa dingin yang semakin menyiksa.

Nyala api yang berasal dari kayu tabir menyala seolah siap membentuk wangi yang sangat hangat, hasrat itu bertambah saat Hendri menyapaku dan dia pun membukakan pintu. Jika Lia kembali ke tanah air, tentu Hendri yang paling dirindukan Lia. Dengan wajah yang gagah dan tampan.

Detak jantungnya tidak berubah, akan berdetak lebih cepat hingga terasa di dada, namun Lia selalu berusaha menghindarinya. Ingat Bowo, kata hati kecil Lia, kamu tidak bisa berbagi hati. Ada Bowo yang selalu menungguku pulang dengan segenap cintanya.

Bulan Januari, tanggal 25 sekolahku libur dan liburanku berakhir tepat tanggal 5 Februari. Untuk itu kami sekeluarga akan pergi berlibur. Saya memilih berlibur di Clara Beach. Sepanjang jalan diiringi dengan nyanyian lagu yang ceria. Betapa bahagianya aku saat melihat ombak di pantai. Dengan pesona yang indah dan menawan. Kami sekeluarga mengabadikan momen foto bersama. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Ketika hari sudah sore, seluruh keluarga saya pulang. Saya ingin kembali ke sini besok saya berkata pada diri sendiri karena saya benar-benar tidak ingin meninggalkan tempat yang indah ini.

Andes sangat bersemangat dalam hal berolahraga. Dengan semangat seperti itu, ia melakukan olahraga setiap hari, mulai dari jogging hingga olahraga ekstrem, lompat, atau yang disebut bungee jumping. Namun suatu hari Andes terserang penyakit yang memaksanya berhenti berolahraga. Ibunya memanggil dokter untuk memeriksakan Andes, dan ternyata sakit yang dialami Andes disebabkan oleh olahraga yang berlebihan. Kata dokter olahraga itu sangat penting, tapi kalau berlebihan juga bisa berakibat fatal.

Sebenarnya belajar tidak harus di sekolah, namun saat ini baik orang tua maupun anak memiliki pola pikir bahwa belajar itu dari sekolah.

Belajar secara otodidak membuktikan bahwa kemampuan anak akan semakin meningkat dari hasil belajar. Seseorang akan belajar sesuai dengan visi dan misi yang dibuatnya dan menetapkan apa yang ingin dicapainya. Dengan ini, mereka bisa belajar banyak, seperti bagaimana mengatur waktu, menetapkan target, dan menyelesaikan masalah sendiri.

Meli selalu melihat tetangganya membuang sampah sembarangan, dia ingin menegurnya tapi merasa tidak nyaman. Karena jika musim hujan tiba dan selokan di dekat rumahnya mampet, tidak hanya rumah tetangga Meli yang tergenang air, tetapi semua orang yang tinggal di lingkungan itu akan terkena dampaknya.

Ketika suatu malam hujan turun, dampak dari tetangga Meli yang mengotori banjir adalah air masuk ke rumah mereka, Meli kesal tapi percuma karena salahnya juga kenapa tidak menegur tetangganya. Akibatnya, mereka semua dalam masalah.

Liburan semester ini saya kembali ke kampung halaman, disana saya bertemu dengan orang tua dan adik saya yang sangat saya sayangi. Lama waktu berlalu jika kita hilang. Aku ingin bicara, aku rindu tidur di ranjang empuk di kamarku, aku ingin makan masakan ibuku. Dan liburan ini adalah waktunya.

Saya pulang disambut oleh keluarga saya, dengan hidangan favorit saya yang telah disajikan. Selama liburan di rumah saya sangat senang, saya merasa seperti mengulang masa kecil saya, saya ingin mengatakan bahwa saya hanya ingin di sini, saya tidak ingin kembali ke kota lagi.

Tahun lalu saya kelas 12, seharusnya saya fokus pada ujian saya. Tapi ada kondisi yang membuat saya tidak bisa terlalu fokus. Saya menyesalinya sampai detik ini saya tidak ingin mengulanginya.

Seharusnya aku lebih fokus pada ujianku, tapi percuma aku menyesalinya, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku harus menjadi lebih baik lagi di masa depan.

Pagi telah tiba, matahari mengintip dari balik tiraiku. Aku membuka mata dan melihat jam di dinding. Saya terkejut pada pukul 06.30 WIB. Aku berlari ke kamar mandi karena terburu-buru aku terpeleset dan kakiku terluka.

Namun saya tetap memaksakan diri untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah, setelah beres-beres saya turun ke bawah untuk berangkat ke sekolah.

Sesampainya di lantai bawah aku dipanggil oleh ibuku dari arah dapur. Mama kaget kenapa saya pakai seragam sekolah, jelas saya bilang mau sekolah. Mama dan tante di rumahku tertawa terbahak-bahak. Aku bingung, kata Mama dengan lantang ini hari minggu. Aku ingin mengutuk diriku sendiri karena mengira ini hari Senin.

Karena saya panik, saya tidak merasakan sakit di kaki saya, ketika saya hendak berjalan ke dapur, kaki saya yang terluka karena jatuh tadi pagi, sakit sekali, saya berteriak. Mama dan tante yang masih menertawakanku tiba-tiba berubah menjadi panik dan menghampiriku.

Saya dibawa duduk di sofa, setelah saya ceritakan kejadian tadi pagi Mama minta bibi memijat kaki saya, karena bibi memang pandai memijat. Kaki saya sakit sekali kalau dipijat di hati, ini bukan dipijat, ini dipijat paksa. Tak terhitung berapa kali aku berteriak.

Setelah tiga hari saya tidak masuk sekolah karena tidak bisa menaiki tangga sekolah, hari ini saya kembali ke sekolah dan kaki saya sudah membaik, salah satu teman sekelas saya menertawakan cerita kecerobohan saya. Sudahlah itu salahku.

Harri berubah sekarang menjadi hari Jumat di mana kelasku kali ini memiliki mata pelajaran olahraga. Hari ini jadwal kelasku mengambil nilai lari, karena kakiku masih sakit aku tidak bisa ikut dan harus mengerjakan tugas shift.

Dari sini saya benar-benar belajar bahwa kecerobohan membuat saya sial berturut-turut dan menimbulkan banyak masalah bagi orang lain. Dari sini saya belajar untuk lebih berhati-hati dalam segala hal.

Sejak kecil saya sangat suka menari. Saya dulu berlatih menari dan bergabung dengan sanggar tari. Saya telah memenangkan berbagai jenis kompetisi dari menari. Sampai saat ini kecintaan saya terhadap seni khususnya seni tari tradisional di daerah saya tidak berkurang.

Setelah SMA, saya jarang menari karena saya menjadi anak perantauan dimana saya harus beradaptasi dengan budaya mereka.

Kalau kangen dance saya buka video lama, kangen banget latihan, perform dan ngajar dance.

Guru pertama yang merawat saya dengan sepenuh hati, membesarkan saya tanpa pamrih mengajari saya berbicara, berjalan, berlari dan sampai sekarang ya mereka adalah orang tua saya.

Orang tua saya adalah guru terhebat saya, selain memberi saya banyak kebutuhan mereka juga inspirasi saya untuk melakukan banyak hal, alasan saya mencapai tujuan saya.

Mereka adalah cita-cita yang belum aku dapatkan, aku sangat menginginkan kebahagiaan mereka, untuk itu doakan aku mewujudkan cita-citaku.