Ciri-ciri puisi dan prosa memiliki perbedaan mendasar yang sangat penting untuk dipahami dari setiap orang yang mempelajarinya. Memang terkadang banyak orang yang menganggap bahwa kedua benda ini memiliki bentuk dan ciri yang sama.
Bahkan sering bingung atau rancu mana yang dimaksud dengan prosa dan puisi. Namun, kedua karya sastra ini memiliki perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Untuk itu, Anda bisa menyimak artikel berikut ini.
Definisi Puisi
Puisi adalah puisi atau karya sastra yang diikat oleh irama, rima, mantra, dan juga termasuk dalam susunan baris atau larik dan juga bait. Berhubungan dengan ciri-ciri puisi dan prosaPuisi memiliki ciri sebagai ekspresi emosional dari pengarangnya.
Ditulis secara singkat dan terkadang memiliki makna yang tersirat. Beberapa ahli mengungkapkan pengertian puisi, seperti HB Jassin yang mendefinisikan puisi sebagai karya sastra yang dituturkan dengan perasaan. Juga memiliki gambaran peristiwa tertentu yang terekam dalam kehidupan sehari-hari.
Sumardi berpendapat bahwa puisi adalah karya sastra yang ditulis atau diucapkan dengan bahasa yang padat. Selain itu, ditambah pula dengan irama dan bunyi sehingga memiliki makna imajinatif atau kiasan.
James Reeves mengungkapkan bahwa puisi adalah ragam ekspresi bahasa dan gaya yang memiliki daya pikat tertentu. Sementara itu, Herman Waluyo berpendapat bahwa puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan gagasan penyair, yang disusun dengan menitikberatkan pada kekuatan bahasa.
Kesimpulannya, puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan dan pendapat penyair tentang berbagai hal. Selain itu, dalam tulisannya ia juga menggunakan bahasa yang kreatif, imajinatif, dan juga memikat.
Ciri-Ciri Puisi Secara Umum
Sebenarnya banyak jenis puisi yang berkembang dari makna atau ciri utama puisi. Misalnya, puisi lama dan baru tentu saja memiliki perbedaan mencolok dari segi kaidah penulisan, dan juga gaya bahasanya.
Namun, ini akan dibahas ciri-ciri puisi dan prosa secara umum.
1. Diksi Figuratif
Diksi adalah istilah yang digunakan dalam memilih kata untuk sebuah karangan, baik puisi maupun prosa. Dalam sebuah karya sastra tentunya terdapat pilihan diksi yang digunakan. Dalam puisi sendiri biasanya menggunakan pilihan kata yang lebih indah, kiasan, dan juga imajinatif.
Dalam puisi, diperbolehkan menggunakan semua kata dengan makna dan konotasi yang dapat ditafsirkan oleh pembaca. Padahal, jika pilihan diksinya pas-pasan, maka puisi itu bisa menjadi kurang bermakna.
2. Perhatikan Sajak Puisi
Dalam puisi lama, sangat penting diperhatikan penggunaan rima tertentu di akhir kalimat atau penggunaan rima yang menjadi ciri khas puisi tersebut. Namun seiring berjalannya waktu aturan ini juga tidak digunakan lagi, terutama bagi para penyair kontemporer.
Saat ini sebagian besar puisi terpenting memiliki hubungan kata yang bermakna, terlepas dari sajak atau rima.
3. Penulisan menggunakan bait dan baris
Ciri-ciri puisi dan prosa sangat berbeda. Puisi bukanlah prosa yang termasuk dalam esai panjang. Penulisan puisi hanya terdiri dari beberapa baris dan dapat dibuat menjadi beberapa bait. Namun, puisi sekarang lebih bebas ditulis.
Bahkan hanya bisa ditulis dalam beberapa baris dan masih dalam satu bait panjang. Aturan yang paling penting adalah bahwa puisi tidak ditulis dalam bahasa yang panjang. Hanya bahasa yang singkat, padat, dan menggunakan bahasa yang berbunga-bunga tergantung penulisnya sendiri.
4. Tidak memperhitungkan alur dan karakter
Karya sastra berbentuk puisi tidak terlalu memperhatikan alur cerita yang digunakan. Anda dapat menulis sesuka Anda, menggunakan aliran yang koheren atau tidak. Selain itu, penokohan juga tidak terdefinisi dengan jelas.
Anda dapat menggambarkan apa pun yang ingin Anda ceritakan. Itu tidak harus menjadi subjek tertentu dan disebutkan dalam esai. Karena itu, karya sastra puisi sangat menarik dan banyak yang mulai menulisnya.
5. Menggunakan Angka
Kata kiasan adalah kata kiasan yang memiliki makna yang berbeda, lebih, atau interpretasi tersendiri dari apa yang tertulis. Ada banyak majas yang dikenal dalam dunia sastra, misalnya hiperbola, personifikasi, dan lain-lain.
Dalam menulis puisi biasanya kita menggunakan berbagai jenis majas, mungkin maknanya bisa dibesar-besarkan, atau menggambarkan benda mati bisa hidup dan berbicara seperti manusia. Atau bahkan bahasa kiasan dan diksi lainnya.
Jenis Puisi
Dalam sastra dikenal dua jenis puisi utama, yaitu puisi lama dan puisi modern. Beberapa karya sastra tersebut memiliki aturan penulisan yang cukup baku, berbeda dengan penulisan puisi modern yang cenderung lebih fleksibel.
1. Puisi Lama
Puisi lama biasanya berkembang dari masa sastra klasik hingga akhirnya digantikan oleh puisi yang lebih baru. Ada beberapa jenis puisi yaitu berupa pantun, pantun, talibun, gurindam, mantra, dan juga lainnya.
Tak jarang puisi tua ini tercipta dalam kepercayaan animisme. Dan digunakan dalam acara ritual budaya atau menggunakan kata-kata yang diyakini memiliki efek magis. Oleh karena itu aturan penulisannya juga relatif ketat dan juga memiliki arti tersendiri.
2. Puisi Modern
Puisi modern ini lebih bebas karena tidak terikat oleh rima, baris, larik, dan sebagainya. Dalam jenisnya, puisi ini biasanya terbagi dalam genre romansa, balada, dan juga epik. Puisi ini juga sering digunakan untuk mengungkapkan ide, pendapat, atau kesan dari penyair.
Penulisannya pun sangat sederhana, biasanya menggunakan bahasa yang menyentuh dan tersirat. Pembaca dibiarkan sendiri untuk mengeksplorasi makna puisi yang ditulis oleh penulis. Hal ini dinyatakan dalam ciri-ciri puisi dan prosa yang bagus.
Definisi Prosa
Prosa adalah bentuk tulisan bebas yang tidak terikat aturan rima, baris, dan sebagainya. Prosa adalah esai naratif. Karya ini juga dapat dimasukkan dalam karya sastra, tetapi dapat mewakili karya nonfiksi lainnya seperti esai, artikel, dan lain-lain.
Para ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang prosa sehingga dapat dilihat setiap definisi yang dapat digali. Menurut Aminudin, prosa adalah cerita tokoh tertentu yang dapat menampilkan berbagai latar, tahapan, dan juga rangkaian peristiwa.
Sedangkan menurut Herman Waluyo, prosa adalah karya sastra fiksi yang dapat dibedakan menjadi jenis novel, roman, dan juga cerpen atau cerpen. Muliono menjelaskannya secara lebih umum, yaitu bentuk narasi memiliki alur tertentu yang dihasilkan dalam imajinasi.
Menurut HB Jassin, prosa adalah cara seorang penulis mengungkapkan pikirannya, tentu berbeda dengan puisi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prosa merupakan salah satu aliran dalam karya sastra yang mengandung penokohan, alur, tema, dan juga unsur-unsur lainnya.
Ciri-Ciri Puisi dan Prosa Secara umum
Secara umum ciri prosa ada pada 2 unsur, yaitu intrinsik (dari dalam tulisan) dan juga ekstrinsik (dari luar tulisan). Untuk itu kita akan membahas lebih dalam mengenai ciri-ciri prosa yang berkaitan dengan kedua unsur tersebut.
1. Unsur Intrinsik
Ada beberapa unsur intrinsik yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan penulisan prosa. Beberapa hal tersebut antara lain:
- Tema adalah masalah utama cerita
- Amanat adalah pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca
- Alur, adalah alur cerita yang menyajikan perjalanan cerita dalam sebuah karangan
- Alur, merupakan hubungan sebab akibat dalam peristiwa
- Karakter dan penokohan, aktor dalam cerita
2. Unsur Ekstrinsik
Untuk unsur ekstrinsik atau yang menyusun prosa dari luar terbentuk dari aspek sosiologi, psikologi, dan juga lainnya. Unsur ini meliputi waktu pembuatan cerita, kondisi sosial ekonomi masyarakat saat latar cerita berlangsung, dan juga latar belakang kehidupan pengarang.
Jenis Prosa
Sama halnya dengan puisi, dalam prosa juga terdapat prosa lama dan juga prosa modern atau baru. Keduanya memiliki deskripsi karakterisasi, plot, dan gaya bahasa yang sangat berbeda. Untuk itulah, jenis-jenis prosa akan dibahas pada ulasan berikut ini.
1. Prosa Lama
Prosa lama ini tidak terpengaruh oleh budaya dan sastra luar, cenderung bersifat statis. Kisah yang diceritakan biasanya berkisar istana, kerajaan, keluarga kerajaan, dan sifatnya yang masih sangat feodal. Nama pengarang juga tidak tercantum dalam prosa lama.
Biasanya cerita tersebut diketahui dari mulut ke mulut. Itu bahkan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur Hindu atau Arab klasik selama kerajaan Islam. Beberapa esai yang termasuk dalam prosa lama antara lain sejarah, dongeng, saga, dongeng, dan sebagainya.
2. Prosa Baru
Prosa baru ini berkembang setelah budaya barat masuk ke Indonesia. Ceritanya juga lebih beragam, bisa menjelaskan berbagai cerita dari berbagai sudut pandang. Selain itu, prosa baru semakin berkembang di masyarakat dan menjadi tulisan baru.
Ada beberapa contoh tulisan yang bisa dimasukkan dalam prosa baru, baik dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi. Misalnya biografi, artikel, esai, cerpen, novel, roman, kritik atau opini, dan sebagainya. Saat ini prosa baru berkembang sangat pesat.
Perbedaan Ciri-Ciri Puisi dan Prosa
Setelah mengetahui dan banyak berdiskusi tentang puisi dan prosa, kamu akan mengetahui perbedaannya. Jika ditinjau lebih detail, perbedaannya terlihat pada ciri-ciri utamanya berikut ini.
1. Tujuan
Prosa memiliki tujuan menyampaikan ide, informasi, dan juga bercerita atau menggambarkan hal-hal tertentu. Sedangkan puisi lebih banyak mengungkapkan isi hati atau isi hati pengarang atau mampu memberikan nasehat kepada pembacanya.
2. Aturan Penulisan
Prosa memiliki kaidah penulisan yang lebih sederhana, yaitu dapat membuat tulisan atau kalimat dalam beberapa baris dan menjadi paragraf. Sedangkan penulisan puisi tentunya lebih ringkas dengan menyampaikan inti masalah pengarang.
3. Aturan Linguistik
Dalam puisi menggunakan bahasa yang bebas, dapat menggunakan kiasan, dan juga menuliskan makna kiasan dari hal-hal yang ingin diungkapkan oleh pengarang. Sedangkan prosa biasanya menggunakan bahasa yang sifatnya lebih umum, mudah dipahami.
4. Penokohan dan Plot
Salam puisi, penokohan dan alur cerita juga bisa dihilangkan. Meski tanpa disampaikan secara gamblang atau tanpa penokohan atau plot, tetap diperbolehkan. Sedangkan dalam prosa, penokohan dan alur harus jelas agar lebih mudah dipahami oleh pembaca.
5. Berdasarkan sifatnya
Puisi bersifat sugestif dan juga asosiatif, artinya memberikan pengaruh atau sugesti tertentu kepada manusia. Selain itu, pembaca juga bisa mengaitkannya dengan berbagai hal. Namun, prosa lebih bersifat naratif yang memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Itu ciri-ciri puisi dan prosa yang harus diketahui. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan sehingga pembaca akan langsung dapat memahami jenis esai apa yang mereka tulis atau baca.
Baca Juga Artikel Lainnya :