Bagaimana hukum memperingati hari ibu dalam islam? Dengarkan Disini!

Hari Ibu Dalam Islam – Hari Ibu dalam Islam tidak dirayakan secara khusus baik dalam bentuk perayaan bulanan atau tahunan seperti yang diperingati oleh budaya barat. Namun, pada dasarnya Islam menekankan pentingnya menghormati dan menghargai orang tua setiap hari dan waktu serta segala hal yang berkaitan dengan Hari Ibu. ayovasindinkeskdi.id telah memberikan pembahasan di bawah ini.

Seorang ibu dalam Islam dianggap sebagai sosok yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang lebih mulia dari seorang ayah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat dalam Al-Quran dan hadits yang menekankan pentingnya memuliakan ibu.

Seperti lagu seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW “Siapakah orang yang harus dimuliakan Nabi, jawab ibu tiga kali baru bapak”. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat artikel pendidikan ini sampai akhir.

Hari Ibu Dalam Islam Dari Berbagai Pendapat

Hari Ibu Dalam Islam Dari Berbagai Pendapat

Bagi seorang muslim yang masih memiliki seorang ibu, tentunya ia harus berusaha untuk selalu berbuat baik kepada ibunya dan selalu menghormatinya. Hal itu dapat dilakukan dengan menunjukkan kasih sayang, memberikan perhatian, dan membantu ibu dalam setiap kebutuhan dan kesulitan yang dihadapinya.

Sedangkan bagi seorang muslim yang ibunya telah meninggal dunia, salah satu cara memuliakan dirinya adalah dengan mengingat jasa-jasa ibu kita, mendoakannya dengan baik dan menghormati orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan ibu kita.

Pada artikel ini penulis akan merangkum berbagai pendapat terkait penjelasan Hari Ibu dalam Islam.

Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa dalam Islam tidak ada hari-hari khusus untuk memuliakan seorang ibu. Karena tak ternilai harganya seorang anak pun tidak akan bisa membalas jasanya.

Sejalan dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-isra ayat 23 bahwa Allah SWT berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣

Itu berarti :

Tuhanmu telah memerintahkan kamu untuk tidak menyembah selain Dia dan berbuat baik kepada orang tuamu. Jika salah satu dari mereka atau keduanya mencapai usia lanjut di bawah asuhan Anda, maka jangan pernah Anda mengatakan “ah” kepada keduanya dan tidak membentak keduanya, dan mengucapkan kata-kata yang baik kepada keduanya.

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa penghormatan dan kasih sayang terhadap ibu sangat penting dalam Islam. Tak hanya itu, hadits Nabi Muhammad SAW juga menegaskan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu.

Ustad Adi Hidayat mengatakan bahwa dalam Islam setiap hari adalah Hari Ibu. Intinya Islam mengajarkan untuk selalu menghormati, menyayangi dan memuliakan ibu setiap saat, tidak hanya pada satu hari tertentu dalam setahun.

Selain itu ustad Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa menghormati dan menyayangi ibu adalah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dalam Al-Qur’an Al-Isra ayat 23-24 disebutkan bahwa wajib menghormati ibu meskipun ibu tersebut bukan seorang muslim.

Beberapa kewajiban untuk menghormati dan memuliakan seorang ibu karena dari ibulah karakter atau kepribadian seorang anak terbentuk dengan baik. Ibu yang memiliki banyak waktu untuk menemani seorang anak dalam hidupnya.

Adapun kejutan atau kado yang paling tepat untuk seorang ibu, tidak hanya diberikan pada waktu-waktu tertentu, apalagi hanya setahun sekali. Berikan kejutan setiap hari atau setiap saat, walaupun kejutannya tidak hanya berupa materi, insya Allah ibu akan menyukainya.

Menurut Islam, boleh saja mengucapkan Hari Ibu di waktu-waktu tertentu, asalkan dalam keseharian masih sering memuliakan seorang ibu. Dalam pengertian itu, jangan hanya melakukannya pada hari-hari tertentu untuk memuliakannya.

Karena sudah jelas dalam Al Qur’an surat Luqman : 14 Allah SWT berfirman.

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ ١٤

Itu berarti :

Kami wariskan kepada manusia (berbuat baik) kepada orang tuanya. Ibunya telah menggendongnya dalam keadaan semakin lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Perjanjian Kami,) “Bersyukurlah kepadaku dan kepada orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.

Dari ayat di atas, Allah SWT memerintahkan hambanya untuk memuliakan seorang ibu yang mengandungnya. Hari istimewa tidak dinyatakan untuk memuliakan seorang ibu. Apalagi cuma sepatah kata, setelah itu lupa sama orang tua, naudzubillah.

Hukum Merayakan Hari Ibu dalam Islam

Secara umum, tidak ada larangan dalam Islam untuk merayakan Hari Ibu atau hari jadi lainnya yang bersifat keluarga atau sosial. Namun, saat merayakan Hari Ibu atau acara lainnya, harus diperhatikan agar tidak melanggar prinsip agama Islam dan tata krama yang baik.

Sama seperti saat merayakan Hari Ibu, tentunya Anda harus menghormati dan memuliakan ibu, bukan dengan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama. Sebagai seorang anak, Anda harus menghindari perilaku yang dapat merusak hubungan keluarga atau memicu konflik antar anggota keluarga.

Intinya memuliakan dan berbakti kepada ibu sebanyak-banyaknya, tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Tapi sepanjang waktu.

Penutupan

Demikianlah penjelasan mengenai “Hari Ibu dalam Islam” yang sengaja penulis rangkum agar lebih mudah dipahami. Cukup ini dan itu, Wallahu A’lam…

Baca juga: