√ Naskah Drama: Pengertian, Jenis, Unsur, Ciri, Contoh

Yuki, Kiri, dan Alis sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMA. Namun jurusan kuliah yang mereka pilih berbeda. Yuki memilih kuliah Ilmu Komputer di Bengkulu. Kiri memilih kuliah Pendidikan Kedokteran di Kalimantan. Sedangkan Alis memilih kuliah Tataboga di Palembang. Karena kesibukan kuliah masing-masing, mereka tidak lagi berkomunikasi. Mereka tidak berkomunikasi selama bertahun-tahun. Hingga suatu hari, Kiri memutuskan untuk berlibur ke Palembang sekaligus bertemu dengan sahabatnya Alis yang sudah bertahun-tahun tidak terdengar kabarnya. Mereka menghabiskan waktu di kafe dan tak sengaja bertemu dengan Deni.

Alis : Ayo pesan makanan, aku lapar.

Kiri : Ya sok semua penumpang istirahat sejenak. Kakiku juga sakit (sambil duduk dan memijat kakinya di kursi kafe).

Alis : (melambai memanggil pelayan kafe) Mas, tolong berikan menunya!

Kiri: Omong-omong, bagaimana kuliahmu? masalah skrip halus kan?

Alis : Alhamdulillah berjalan lancar, kemarin saya mengajukan proposal. Lu sendiri?

Kiri: Baru sampai bab 3 di sini.

(pelayan datang membawa buku menu ke meja Kiri dan Alis)

Yuki : Silahkan kak, ini menunya.

Kiri : (mengambil buku menu sambil menoleh ke arah pelayan) Astaga! Yuki? kamu bekerja di sini? (matanya membelalak tak percaya).

Anis : (ikutan menatap Deni dengan mata terbelalak) Memang benar Yuki adalah teman kita waktu SMA kan?

Yuki: Alis? Kiri? Astaga, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi (mengulurkan tangan untuk bersalaman).

Kiri: Kok bisa kerja disini? Bagaimana kursus komputer Anda?

Yuki: Ceritanya panjang, Kir. Awalnya saya percaya diri saat kuliah di sana. Tapi tepat di tengah jalan, saya malah tidak serius belajar dan pusing melihat coding komputer. Akhirnya saya keluar dari kampus.

Alis : Ya ampun, harap bersabar Yuki. Siapa tahu, mungkin Anda akan menjadi pengusaha di masa depan.

Stephen adalah anak yang optimis dan selalu memiliki mimpi aneh yang ingin ia wujudkan. Namun sayangnya tidak satupun mimpinya menjadi kenyataan. Di sisi lain, Dodo yang notabene adalah anak yang cenderung santai dan tidak memiliki impian dan ambisi. Ia tetap selalu setia mendukung impian sahabatnya yang tidak masuk akal itu. Suatu hari, Stephen bermimpi yang ingin dia wujudkan. Lantas apakah Dodo bisa membantu sahabatnya mewujudkan mimpinya? Stephen: “Apakah, saya ingin menceritakan sebuah kisah?”

Dodo: “Pasti tentang mimpi gilamu kan? Sekarang kamu mau jadi apa? astronaut?”

Stephen: “Ya, tidak terlalu banyak juga. Saya hanya ingin menjadi penulis novel fantasi, Do. Kau tahu aku hebat dalam bermimpi.”

Dodo: “Wah, mimpimu realistis, bagus. Btw, kamu sudah menulis naskahnya?”

Stephen: “Tolong, itu saja. Sebenarnya, saya mengirimkannya ke penerbit kemarin.”

Dodo: “Widih, bagus sekali kalau begitu! Semoga naskahmu diterima penerbit, Pen.”

Stephen: “Amin. Terima kasih, Dodd.”

Beberapa waktu kemudian.

Dodo: “Pen, bagaimana dengan naskah novelmu? Apakah diterima oleh penerbit atau tidak?”

Stephen: “Tidak, Dod. Sebaliknya, mereka disuruh merevisinya oleh penerbit. Di mana lebih banyak revisi? Sepertinya impianku untuk menjadi seorang novelis fantasi tidak akan pernah terwujud.”

Dodo: Santuy adalah pena, kamu tidak ditolak. Artinya, naskahmu masih diberi kesempatan untuk diterbitkan, baik oleh penerbit yang menolakmu atau orang lain.

Stephen: “Ya, Dod. Uh, omong-omong, terima kasih atas masukannya.”

Dodo : “Sama-sama, Pena.”

Stephen juga merevisi naskah novel itu lagi. Sementara itu, Dodo sebagai sahabatnya terus memberikan dukungan dan nasehat kepada Stephen, dan pada akhirnya impian Stephen untuk menjadi novelis fantasi menjadi kenyataan.

Jihan:
Selama ini aku rajin belajar, tapi apa yang membuat nilaiku tetap tidak bagus? Diki:
Santuy, kalau nilai kamu masih kurang bagus, berarti kamu harus belajar lebih giat lagi.
Betul kata Diki, kalau kamu rajin belajar, pasti nilai kamu pasti bagus. Jihan:
Bagaimana dengan itu, dapatkah Anda melihat sendiri seberapa baik saya? Pala:
Perlu kamu ingat, han, bahwa kesuksesan tidak selalu datang seperti yang kita inginkan. Ada kalanya kita masih harus menunggu dan bersabar.Esi:
Saya setuju dengan apa yang dikatakan teman-teman saya.

Merasa dirinya sudah sangat rajin, Jihan semakin bingung dengan pernyataan teman-temannya.

Jihan:
Saya menjadi bingung!

Es:
Lah, bingung kenapa?

Palades:
Ya, kamu bingung kenapa sih han?

Jihan:
Bingung apa lagi yang harus saya lakukan.

Berat:
Itu saja, jangan khawatir… jika Anda mengikuti saran kami, nilai Anda pasti akan meningkat, bahkan lebih baik.

Erno : Fi, ayo kita menjenguk teman kita yang sakit! sayang sekali jika tidak dikunjungi

Alfian: Nah, siapa yang sakit? kenapa aku tidak tahu!

Yudi : wow kalian, teman dekat kalian sendiri pun tidak tahu. Regi sedang sakit, dia mengalami gejala demam berdarah.

Alfian : hehe, maaf teman akhir-akhir ini saya banyak urusan. Jadi ya, kurang memperhatikan teman.

Pali : Ya saya setuju, kapan kamu akan mengunjunginya? Saya sarankan sepulang sekolah selesai saja.

Erno : ya tidak apa-apa juga, teman yang lain juga bisa kan?

Ihsan: Masalah yang lain nanti saya perbaiki mas, nanti sore saya perbaiki!

Alfian : kamu cocok banget san. Mengunjungi teman masak tidak membawa yang seperti itu?

Erno : woo, aku lupa ya, kita beli buah saja nanti. Uangnya bisa iuran bersama, jadi tidak masalah.

Ihsan : Baiklah, ayo sekarang, kami akan menginformasikan kepada teman-teman kami dan pada saat yang sama kami akan mencatat siapa yang ingin datang mengunjungi Regi.

Yudi : Lakukan ndan, mari kita mulai dari kelas sudut dulu agar kita semua bisa setuju.

Mereka berdua langsung menuju ke ujung kelas. Saat itu, semua jabatan kelas kosong karena usai ujian semester.

Danang : Ngapain sih, kok rame!

Ihsan : Begini nek, kami ingin mengabarkan bahwa bapak meminta sumbangan yang tulus untuk membantu Regi yang sedang sakit.

Rizki: Adik Regi, kamu sakit? (wajah serius)

Yudi: Terlalu dibesar-besarkan, Regi saat ini sakit dengan gejala demam berdarah sejak seminggu yang lalu tidak masuk sekolah.

Rizki: olah. Salam buat Kak Regi, semoga lekas sembuh dan bisa bercanda bersama kami lagi.

Danang : oo iya, aku juga ya! Ha ha

Ihsan : Insya Allah saya sampaikan salam anda.

Setelah semuanya beres, dan diketahui semua yang datang menjenguk Regi. Mereka kembali ke kelas untuk menghitung hasil kontribusi mereka. Dan sebagian disisihkan untuk membeli buah-buahan yang baik untuk kesehatan Regi.

Ing deso Beru mengadakan patemoning pemuda berusia 40 tahun.

(Asih, Anton, Jamal, Nurul, Yance, Dian, Tomi, Tito, Wudi, dan Adip)

Asih: Dalam hal ini kita akan mencari tahu kegiatan apa saja yang bermanfaat, dan lomba menyanyi di Anakake Nganggo memperingati 40 tahun desa Beru. Opo ono, sugesti yang luwes dan inovatif, kenapa ya guys? Utawo, apakah kita mempertahankan kontes yang ditambal di tahun wingi?

Anton: kita harus memikirkan daftar kegiatan dan kompetisi yang sedikit berbeda untuk mendukung orang-orang yang bosan.

Jamal: Saya sangat ingin mengajak Nyengkuyung untuk lomba puisi dan menulis bagan desa. Anak-anak iso Supoyo lebih banyak mengekspresikan diri dari gagasan lain dan keterampilan dari sastra dan seni lain.

Nurul : setuju, sakliyani iso asah bakat. Lomba puisi ini digunakan sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat yang menginginkannya.

Yance: Saya ingin mengusulkan kegiatan bakti, kita bisa membantu anak yatim dan dhuafa. Desa Dadi ora mung ing kami akan mengundang desa tetangga.

Dian: Saya sangat senang dengan saran Yance, agar kita orang Seng ing Dina Kuwi, tapi semua orang dianggap Minangka wong teko deso.

Tomi: tapi kami harus menjelaskan kata-kata dan dana untuk kegiatan ini.

Tito: Saya tidak membuat proposal ke kepala desa bagian kegiatan desa, bagaimana dengan kompetisi dan biaya yang diperlukan. Kita harus membagi sak durunge kita dari sopo yang membenci kegiatan balap dan sopo yang membenci kegiatan bakti sosial.

Wudi: kita mau bagi-bagi donasi uang atau barang? Yen barang saya adalah kegiatan sukarela dan pameran.

Adip: ya, kami pancen harus mendistribusikan barang yang dibutuhkan untuk nasi tambalan, gulo, lengo dadi asih ambek nurul seng ngekel kegiatan ini.

Jamal: Jika Anda mengkonsumsi seng secara umum, saya akan mengusulkan nasi kuning ngawe, es pepaya ambek, hidangan yang lebih bervariasi dan menarik.

Wudi : iya, nanti Dian sama Anton Sing akan berbagi makanan.

anton: oke, saya setuju wae.

Yance: Kanca-kaca liyone, orang yang diberi tugas, bergabung karena saya bisa menyiapkan peralatan panggung dan dekorasi.

Tito : Oke, kita lanjutkan besok maneh.