Doa Majelis Kafaratul – Menjadi salah satu agama terbesar, Islam memiliki jumlah pemeluk yang besar, mencapai 1,9 miliar orang dari seluruh dunia.
Dengan mengedepankan nilai-nilai moral dan adab, agama ini mengajarkan umat Islam untuk selalu berdoa kepada Allah dalam melakukan segala aktivitas yang baik.
Hal itu dilakukan semata-mata karena untuk menyadari bahwa manusia tidak memiliki segala perbuatan kecuali perbuatan Allah SWT.
Untuk menerapkan ajaran tersebut, salah satunya dalam kegiatan mencari ilmu tentang agama di majelis ilmu.
Doa Majelis Kafaratul Arab, Latin dan Artinya
Dalam melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat, nasehat dari Islam adalah diawali dengan mengucapkan kalimat “basmalah” dan diakhiri dengan kata “hamdalah”.
Seperti pada kegiatan tholabul ‘ilmi yang dilaksanakan untuk mencari ilmu agama, acara diakhiri dengan pembacaan doa majelis kafaratul.
Doa majelis kafaratul ini dapat digunakan dalam agenda berdasarkan pengajaran atau pengajian. Seperti majelis dzikir, majelis ilmu, majelis ta’lim bahkan pesantren.
Ungkapan doa majelis kafaratul sebagai bentuk penghambaan seseorang kepada Tuhannya untuk memohon ampunan atas doa dan kesalahan yang telah dilakukan serta mengharap keberkahan dari-Nya.
Karena sesuatu yang mengandung keberkahan dari Allah akan membawa manfaat yang baik bagi si peminta doa dan yang terlibat di dalamnya.
Mengikuti lafadz sholat majelis kafaratul di Arab :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهٰهَ إِلاَّ أَنْتَ ،
Prasasti Latin berbunyi: ” Subhaanakallahumma Wabihamdika, Asyhadu Allaa Ilaaha Illa Anta, Astaghfirukaa Wa-atuubu Ilaik “.
Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau ya Allah, aku mohon ampunan sambil bertaubat kepada-Mu”.
Doa tersebut dikutip dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi no. 3433 dan Abu Daud no. 4861.
Rujukan Doa Majelis Kafaratul Menurut Hadits
Bacaan penutup majelis ilmu ini tentu tidak datang begitu saja, ada beberapa hadits yang menjadi rujukan beliau sebagai kalimat doa dalam mengakhiri kegiatan yang bermanfaat.
Hadits-hadits tersebut menjadi dasar penggunaan majelis kafaratul pada akhir majelis ilmu.
Hadits Riwayat Imam Abu Barzah Al-Aslami ra
Imam Abu Barzah pernah mengatakan bahwa:
“Rasulullah SAW bersabda di akhir (pertemuan) kapan beliau akan berdiri/berdiri dari majelis”.
Nabi mengucapkan doa lafadz:
“ Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Alla Ilaha Illa Anta Astahgiruka Wa Atubu Ilaik “.
Dengan makna: “Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu”.
Lebih dari itu, ada seseorang yang mengatakan: “Wahai Rasulullah, sebenarnya Anda mengucapkan bacaan yang belum pernah Anda ucapkan sebelumnya”.
Lalu mendengar perkataan orang tersebut, tiba-tiba Nabi menjawab: “Itu adalah penebusan dosa yang terjadi saat berada di majelis.” (HR.Abu Dawud).
Hadits Riwayat Imam Abu Hurairah ra
Imam Abu Hurairah Rodhiyallahu ‘Anhu pernah meriwayatkan sebuah hadits dari sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
“Barangsiapa yang duduk dalam suatu majelis dan banyak bercanda (kalimat yang tidak berguna untuk akhiran), maka hendaknya dia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya, ‘Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik‘.”
Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. saat berada di majelisnya.”
Hadits Riwayat Imam Ibnu Umar ra
Dalam haditsnya, Ibnu Umar berkata: “Jarang sekali Rasulullah berdiri dari suatu majelis sampai beliau melaksanakan shalat ini”.
Doa lafadz berbunyi:
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّاتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Itu berarti : ” Ya Allah, berilah kami rasa takut kepada-Mu sebagai penghalang kemaksiatan kepada-Mu, ketaatan kami kepada-Mu sebagai jalan yang membawa kami ke surga-Mu, dan tawakal kami kepada-Mu sebagai penghibur kami dari musibah dunia yang menimpa kami.
Ya Allah, berilah kenikmatan pada pendengaran kami, penglihatan kami, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami, dan jadikanlah kenikmatan ini terus menerus bagi kami.
Balas dendam kami terhadap orang yang menganiaya kami, menangkan kami atas mereka yang memusuhi kami, jangan biarkan musibah menimpa agama kami.
Ddan jangan jadikan dunia tujuan terbesar kita, bukan tujuan ilmu kita, dan jangan berikan kekuasaan atas kita kepada orang yang tidak mencintai kita (orang kafir, munafik, jahat dan zalim, pena)”.
Hikmah dan Manfaat Sholat Majelis Kafaratul
Berdoa merupakan salah satu bentuk pengabdian diri manusia terhadap Allah SWT. Doa juga termasuk dalam ibadah.
Maka dalam setiap ibadah pasti ada hikmah dan keberkahan yang tersirat dalam apa yang tertulis bagi si pemohon.
Begitu pula dalam mengamalkan Sholat Majelis Kafaratul ini, ada manfaat yang bisa diperoleh oleh seseorang yang mengamalkannya setelah melakukan kegiatan majelis ilmu.
Hikmah dari shalat majelis kafaratul adalah :
- Ampunilah dosa dan kesalahan selama menjalani kegiatan majlis ilmu
- Menjadikan ilmu bermanfaat
- Kuatkan iman seseorang
- Jalan mudah ke surga
Adab Saat Berada di Majelis Ilmu Bagi Umat Islam
Adapun adab yang harus dilakukan bagi umat Islam ketika mengikuti kegiatan majelis ilmu, dikutip dari buku berjudul “Ringkasan Kitab Adab” yang ditulis oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.
Dzikir kepada Allah SWT
Adab pertama yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam majelis ilmu adalah berdzikir kepada Allah, hal ini terkait dengan sabda Nabi:
“Tidaklah sekelompok orang yang bangun dari suatu majelis yang tidak disebut nama Allah di dalamnya, kecuali mereka bangun dari bangkai keledai, dan mereka akan menyesalinya.“. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi)
Dilarang berbisik antara 2 orang sedangkan ada orang ketiga
Saat di majlis, jamaah tidak boleh saling berbisik. Apalagi dilarang keras berbisik antara 2 orang sedangkan ada orang ketiga.
Karena bisa membuat orang ketiga merasa sedih, adab yang baik saat upacara adalah tidak berbisik-bisik.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“ Jangan berbisik diantara dua orang tanpa melibatkan pihak ketiga, karena akan membuatnya sedih “. (HR Bukhari)
Pandai Memilih Teman Majlis
Memilih teman pada saat upacara itu sangat penting bahkan dianjurkan untuk bisa memilih dan melihat siapa saja teman kita.
Karena sahabat adalah orang yang sangat berpengaruh bagi kualitas hidup seorang muslim. Hal ini telah disebutkan oleh sabda Nabi Muhammad SAW:
“ Seseorang dapat terpengaruh karena agama temannya, jadi salah satu dari kalian harus melihat siapa temannya “. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi)
bersalaman
Berjabat tangan dapat menyambung tali silahturahmi sehingga tercipta suasana persaudaraan agar selalu terjalin dengan baik
Hikmah dalam berjabat tangan dapat menghilangkan rasa dendam di hati, bahkan berjabat tangan juga dapat menggugurkan dosa. Wallahu A’lam
Tidak boleh menyuruh orang berdiri dari tempat duduknya, itu hukumnya makruh
Adab ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
“ Saat kamu bangun dan dalam hadits Abu Uwanah: “Barang siapa yang bangun dari tempat duduknya, kemudian dia kembali ke tempatnya, maka dia lebih berhak ke tempat duduknya “. (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ad Darimi)
Katakan halo ketika Anda datang atau pulang
Hukum menyapa seseorang sebenarnya tidak wajib, tetapi merupakan sunnah dan anjuran nabi kepada umatnya.
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“ Jika salah satu dari kalian datang ke majelis, maka sapalah, jika dia ingin duduk, maka duduklah. Kemudian ketika Anda bangun, ucapkan halo. Salam pertama tidak lebih berharga dari salam terakhir “. (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Penutupan
Demikian bacaan, referensi, hikmah dan adab terkait sholat majelis kafaratul yang bisa anda gunakan dalam kegiatan majelis ilmu dari ayovasindinkeskdi.id.
Semua yang terjadi adalah atas kehendak, pertolongan dan izin Allah SWT. Saya berharap isi dari semua artikel pendidikan tentang sholat kafaratul majelis ini dapat memberikan manfaat dan hikmah dalam keseharian kita dalam berjalan menuju Allah.
Baca juga: